Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja Masih Dianggap Tabu

Comment1,220 views
  • Share
Prof Siswanto Agus Wilopo, Penanggung Jawab Penyelenggara Pertemuan ilmiah

JEMBER, Kuasarakyat.com – Pusat Kesehatan Reproduksi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gajah Mada bersama dengan Rutgers WPF Indonesia menginisiasi pertemuan ilmiah Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR) pada 28 sampai 30 Juni 2021.

Tema yang diangkat dalam pertemuan itu adalah Memperkuat Kebijakan dan Strategi Implementasi Program KB-KR Berdasarkan Data dan Kajian Ilmiah.

“Ada beberapa masalah yang akan menjadi perhatian utama dalam pertemuan ini, diantaranya dampak Covid-19 pada pelaksanaan Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (Kespro) di Indonesia,” kata Prof Siswanto Agus Wilopo, penanggung jawab kegiatan dalam Konferensi pers yang di selenggarakan secara virtual pada hari Sabtu, 26 Juni 2021.

Salah satu masalah adalah pelayanan program Keluarga Berencana yang sangat terdampak pandemi ini. Hak dan Kesehatan Reproduksi Remaja menjadi masalah yang krusial di Indonesia.

“Ketika kita membicarakan masalah Kespro, yang muncul di permukaan adalah ketertutupan dan hal-hal yang tabu. Seharusnya para remaja mendapatkan pengetahuan dan akses informasi mengenai Kespro seluasnya melalui pendidikan dan informasi yang memadai,”papar dia.

Bahkan, dari 100 persen informasi tentang Kespro remaja, 75 persen nya tidak akurat dan ini sangat membahayakan. Pertemuan ilmiah itu akan mengungkap temuan-temuan para peniliti.

Narasumber Prof.Meiwita Budhiharsana, Profesor dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan penanggung jawab Komite Ilmiah, membenarkan kurangnya akses informasi mengenai pelayanan Keluarga Berencana maupun Kespro.

“Dalam Pertemuan ini, kami akan memantau seberapa jauh program KB sudah memenuhi Hak Perempuan mendapatkan informasi sebelum memutuskan untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai dan juga memberi persetujuan (informed consent) untuk dipasangi alat kontrasepsi. Kami melihat ada titik cerah kemajuan namun masih sangat lambat,” jelas dia.

Sementara itu, Sekretaris Pelaksana kegiatan Drs. Eddy Hasmi, Msc, menyatakan bahwa bahasan dan diskusi akan di fokuskan pada hasil studi atau kajian ilmiah, kegiatan monitoring dan evaluasi program, serta model implementasi lapangan yang pernah dilakukan oleh anggota konsorsium dan para mitra di bidang KB-KR dan bagaimana implikasinya pada kebijakan KB-KR di Indonesia saat ini dan kedepan. Peserta pertemuan bersifat terbuka dan akan dilakukan secara online/webinar.

Pertemuan ilmiah itu didukung oleh konsorsium A Champion of Indonesia Family Plannning and Reproductive Health. Ia terdiri dari beberapa organisasi non-pemerintah menggagas forum pertemuan/diskusi berskala nasional dan internasional terkait isu keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sejak tahun 2019.

Kelompok itu secara rutin melakukan diskusi hasil penelitian, kajian ilmiah maupun pengembangan model intervensi yang dilakukan oleh anggotanya maupun pihak lain yang perduli dengan isu Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

Hasil diskusi tersebut kemudian dirangkum dan disampaikan kepada pemerintah sebagai masukkan pengembangan dan juga penyempurnaan peraturan dan kebijakan.

Kesuksesan penyelenggaraan Konferensi Internasional tahun 2019 membuktikan bahwa banyak sekali pihak yang masih perduli dan bekerja untuk kemajuan program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) di Indonesia. Pihak-pihak tersebut baik perorangan, organisasi internasional, organisasi profesi, lembaga penelitian universitas dan juga LSOM. (Bs)

Comment1,220 views
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published.