Kasus kekerasan seksual masih sering terjadi hingga kini. Perempuan dan anak-anak biasanya sering menjadi korban kasus pelecehan seksual. Meski kasus ini sering terjadi, cara penanganannya pun belum banyak diketahui. Akibatnya, banyak korban kasus pelecehan seksual mengalami trauma berat.
Kasus ini tidak hanya melukai fisik korban, tetapi juga psikis dan emosional. Dampak pelecehan seksual terhadap psikis korbannya pun tidak main-main. Tak sedikit dari mereka yang mungkin mengalami trauma berat usai tragedi memilukan. Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak kekerasan seksual pada fisik dan psikis korbannya. Korban pelecehan seksual dapat mengalami efek psikologis yang signifikan.
Nah, berikut ini beberapa dampak pada psikis yang umumnya terjadi:
- Gejala depresi
- Kecemasan, ketakutan, dan ketidak-percayaan terhadap orang lain, sehingga berujung pada konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang
- Perilaku menyakiti diri
- Tidak percaya diri
- Mencoba melakukan upaya bunuh diri
- Mengalami gangguan makan (anoreksia maupun bulimia)
- Hubungan yang tegang dengan keluarga
- Kurangnya komitmen emosional dalam hubungan yang serius
Kombinasi dari masalah psikis di atas bisa berdampak buruk pada kesejahteraan mental korbannya. Di samping itu, tak jarang dari korbannya yang mengalami kesulitan untuk bisa beraktivitas seperti biasa setelah mengalami kejadian pelecehan seksual.
Dampak pelecehan seksual terhadap psikis tak berhenti sampai di situ saja. Dalam beberapa kasus, ini juga bisa menyebabkan post-traumatic stress disorder (PTSD), terutama bila pelecehan itu mengarah pada penyerangan, perkosaan, intimidasi atau ancaman pemerkosaan, hingga penyiksaan seksual.
Dalam jangka panjang, tekanan psikis ini bisa menyebabkan masalah jantung. Hal ini terjadi karena bagian otak yang memproses emosi, termasuk stres, berada tepat di sebelah batang otak, yang berhubungan dengan fungsi-fungsi reflek atau otomatis seperti detak jantung dan pernapasan.
Oleh karena itu, dampak psikis maupun fisik harus segera ditangani dengan benar. Jika kamu atau orang terdekat merupakan penyintas kekerasan seksual, pastikan kamu selalu terbuka pada orang terdekatmu. Kamu juga bisa berkonsultasi dengan dokter untuk memeriksa keluhan kesehatanmu.
Jangan ragu untuk menceritakan kasus kekerasan seksual pada orang tua atau orang yang kamu percaya ya.