Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

Male Gaze: Saat Tubuh Perempuan Didefinisikan dari Tatapan Laki-laki

Male Gazing 1 - Gemilang Sehat

Pernah nggak sih kamu nonton film atau iklan, terus kamera sering banget “berlama-lama” menyorot bagian tubuh perempuan. Tak jarang juga perempuan yang berpenampilan menarik dan dianggap sesuai standar kecantikan dimunculkan dalam film atau iklan padahal dia nggak beradegan penting di video itu. Atau, pernahkah kamu menyadari sewaktu melihat video klip musik, kenapa ya perempuan di situ selalu tampil dengan pakaian super minim, joget sensual, sementara laki-lakinya santai aja pakai jaket dan celana panjang?

Kalau kamu pernah merasa ada yang “aneh” dari cara perempuan ditampilkan di layar, bisa jadi kamu lagi melihat efek dari male gaze

Asal-usul Male Gaze

Male Gazing 1 1 - Gemilang Sehat

Konsep male gaze pertama kali dikenalkan oleh Laura Mulvey, seorang teoritikus film feminis pada tahun 1975. Dalam tulisannya, Visual Pleasure and Narrative Cinema, Mulvey menjelaskan bahwa banyak film Hollywood menempatkan penonton pada posisi laki-laki heteroseksual yang menjadikan karakter perempuan hanya sebagai objek visual untuk dinikmati, bukan sebagai subjek yang aktif, berpikir, dan punya peran utuh.

Male Gazing 2 - Gemilang Sehat

Contohnya? Coba ingat karakter perempuan dalam film action yang sering hanya muncul sebagai “gadis cantik” tanpa pendalaman karakter. Mereka biasanya didandani dengan gaun minim dan sepatu hak tinggi bukan karena itu penting untuk jalan cerita, tapi semata untuk menciptakan daya tarik visual bagi penonton laki-laki. 

Contoh lain, iklan parfum dari merek-merek Eropa di era 90-a. Mereka ingin menampilkan kesan mewah dan elegan pada produknya. Namun, alih-alih menonjolkan produk ,elegansi yang ingin ditonjolkan malah dikaitkan dengan tubuh perempuan yang dibingkai secara sensual  dengan menggunakan visual perempuan dengan pakaian minim dan pose sensual. Di sinilah male gaze bekerja, SobatASK. tubuh perempuan dijadikan simbol keindahan, tapi dilihat dan dikemas dari sudut pandang laki-laki.

Male gaze juga bisa dilihat dalam video klip musik pop, misalnya, bagaimana kamera menyorot tubuh perempuan, cara mereka berpakaian, berhias dan bagaimana mereka bergerak, semuanya disesuaikan dengan apa yang dianggap menarik oleh laki-laki.

Nah, jadi, singkatnya, male gaze itu adalah cara pandang yang menempatkan perempuan sebagai objek visual untuk dinikmati, terutama oleh laki-laki.

Male gaze bekerja secara tak terasa. Ia membentuk cara perempuan melihat dirinya sendiri, menilai tubuhnya, dan mengekspresikan seksualitasnya. Maka, melawan male gaze bukan berarti berhenti berdandan atau tampil kece, tapi lebih ke soal memiliki kendali dan kesadaran atas tubuh dan cara kita menampilkannya.

Male Gaze di Media Sosial

Male Gazing 3 - Gemilang Sehat

Seiring berkembangnya teknologi, media tempat kita mengonsumsi konten pun ikut berubah. Jika dulu male gaze hadir lewat film, TV, dan iklan, kini kita menjumpainya setiap hari lewat media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. 

Male Gazing 4 - Gemilang Sehat

Algoritma platform seperti Instagram dan TikTok, misalnya, cenderung mengangkat konten yang memenuhi standar kecantikan tertentu: kulit mulus, tubuh langsing, wajah simetris. Akibatnya, meskipun banyak perempuan merasa berdandan untuk diri sendiri, tetap ada dorongan untuk menyesuaikan diri dengan estetika yang “ramah algoritma”. Pose, pencahayaan, outfit, hingga penggunaan filter sering kali disesuaikan dengan apa yang terbukti bekerja di platform, bukan semata ekspresi bebas. Di sinilah male gaze terjadi secara halus yaitu lewat sistem yang terus mereproduksi dan mengutamakan tampilan perempuan yang sesuai dengan selera visual dominan.

 

Apakah Perempuan Nggak Boleh Tampil Menarik?

Male Gazing 5 - Gemilang Sehat

Boleh dong! Tapi penting untuk kita pikirkan, kira-kira tampil menarik menurut siapa? Apakah kamu merasa nyaman dan berdaya, atau justru terjebak dalam kebutuhan untuk memenuhi standar eksternal? Beda lho antara ekspresi diri yang otentik dan “penampilan” yang dibuat supaya dapat validasi dari tatapan orang lain. Intinya adalah kamu harus punya kuasa atas tubuhmu sendiri. Apakah kamu ingin memakai pakaian minim atau super tertutup, semua itu harus berdasarkan pilihanmu dan nilai yang kamu anut, bukan berdasarkan tuntutan atau keinginan laki-laki.

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.