Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (adolescent).
SobatASK, setelah mengalami menstruasi, kita harus menyadari bahwa setiap remaja perempuan punya potensi mengalami kehamilan. Mungkin kamu sering mendengar tentang risiko kehamilan usia remaja, tapi tahukah kamu betapa seriusnya dampak kesehatan yang bisa terjadi?
SobatASK, tubuh remaja perempuan masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini membuat kehamilan di remaja muda lebih berisiko dibandingkan dengan kehamilan pada usia yang lebih matang. Risiko kesehatan yang mengintai bukan hanya berdampak pada kamu sebagai ibu, tetapi juga pada bayi yang kamu kandung. Jadi, penting banget untuk tahu lebih dalam tentang risiko-risiko ini agar kamu bisa menjaga kesehatan dengan lebih optimal.
Yuk, kita pelajari
Preeklamsia
Preeklamsia adalah kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine setelah usia kehamilan 20 minggu. Remaja 2,5 kali lebih rentan mengalami preeklamsia dibandingkan wanita dewasa. Kondisi ini bisa mengakibatkan komplikasi serius seperti kerusakan organ, masalah pada pertumbuhan janin, hingga kelahiran prematur.
Anemia
Anemia adalah kondisi kekurangan sel darah merah atau hemoglobin dalam darah. Remaja hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami anemia loh karena tubuh kamu belum sepenuhnya berkembang dan kebutuhan nutrisi meningkat. Anemia bisa menyebabkan kelelahan yang ekstrem, gangguan pertumbuhan janin, serta meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah.
Kelahiran Prematur
Organ reproduksi yang belum sepenuhnya matang ditambah dengan kekurangan nutrisi dan anemia, meningkatkan risiko kelahiran prematur pada remaja hamil. Remaja yang mengandung memiliki kemungkinan lebih besar untuk melahirkan bayi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Nggak hanya itu SobatASK, bayi yang lahir prematur lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pernapasan, pencernaan, penglihatan, pendengaran, serta perkembangan fisik dan mental.
Masalah Nutrisi
Remaja hamil sering kali mengalami masalah nutrisi akibat pola makan yang nggak seimbang atau kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan gizi selama kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa banyak remaja hamil mengalami kekurangan gizi. Kebutuhan nutrisi yang tidak terpenuhi merupakan masalah serius. Jadi, yang dimaksud di sini bukan sekadar makan atau jajan yang banyak yah!
Kekurangan nutrisi penting seperti asam folat, zat besi, dan kalsium dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin, meningkatkan risiko cacat lahir, pertumbuhan janin yang terhambat seperti kelainan jantung, cacat tabung saraf, bibir sumbing, serta masalah kesehatan lainnya.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Kehamilan di usia remaja sering kali berhubungan dengan bayi yang lahir dengan berat badan rendah (kurang dari 2.500 gram). Kasus ini terjadi karena Ibu yang juga kekurangan nutrisi. Bayi dengan berat lahir rendah berisiko mengalami berbagai komplikasi kesehatan, seperti infeksi, masalah pernapasan, serta perkembangan fisik dan mental yang terhambat.
Kematian Ibu dan Bayi
SobatASK, hamil dan melahirkan ada kondisi yang nggak mudah. Semakin muda usia perempuan saat hamil, semakin tinggi risiko mereka mengalami berbagai masalah selama kehamilan. Di usia remaja, tubuh kamu masih dalam tahap pertumbuhan dan biasanya belum siap untuk menghadapi proses persalinan, misalnya karena panggul yang sempit atau kekuatan kontraksi rahim yang belum kuat.
Bahaya kehamilan di usia remaja nggak cuma memengaruhi remaja perempuan yang mengandung, tetapi juga janin seperti contohnya potensi malpoisisi janin saat melahirkan. Kondisi-kondisi di atas dapat meningkatkan risiko kematian baik bagi remaja yang hamil di usia muda maupun janinnya.
SobatASK, penting bagi kita untuk memahami risiko kesehatan yang dapat terjadi jika hamil di usia remaja. Pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas sangat penting agar kita bisa membuat keputusan yang bijak mengenai tubuh dan kesehatan kita. Selain itu, memahami batasan dalam relasi romantis juga krusial untuk melindungi diri dari risiko kehamilan yang tidak diinginkan. Ingatlah bahwa kesehatanmu di masa kini dan mendatang adalah hal yang harus menjadi prioritas!