Pendidikan

Begini Hasil Studi Pendidikan Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Remaja ala Rutgers Indonesia 

Rutgers Indonesia menyelenggarakan diseminasi hasil Studi Global pada Remaja Awal atau Global Early Adolescent Study (GEAS), di Khas Semarang Hotel

Penulis: amanda rizqyana | Editor: Muhammad Olies
Tribun Jateng/Amanda Rizqyana
Rutgers Indonesia menyelenggarakan acara diseminasi hasil Studi Global pada Remaja Awal atau Global Early Adolescent Study (GEAS), di Khas Semarang Hotel, Kota Semarang pada Kamis (10/8/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Rutgers Indonesia menyelenggarakan acara diseminasi hasil Studi Global pada Remaja Awal atau Global Early Adolescent Study (GEAS), di Khas Semarang Hotel, Kota Semarang.

Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Semarang, perwakilan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, perwakilan Kanwil Kementerian Agama Kota Semarang.

Hadir pula perwakilan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang dan Country Representative Rutgers Indonesia.

Ketua Pengurus Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah, Executive Director PKBI Jawa Tengah, Youth Center Pilar, dan kepala sekolah dan guru dari berbagai SMPN dan MTsN di Semarang. 

Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama Dinas Pendidikan Kota Semarang Erwan Rachmat menyampaikan jika pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas ini merupakan upaya pemenuhan hak anak.

"Di era saat ini, pendidikan reproduksi dan seksualitas yang komprehensif memang harus diajarkan kepada anak-anak kita," ujarnya pada Tribun Jateng, Kamis (10/8/2023).

Baca juga: Apa Itu Sindrom MRKH? Gangguan Kesehatan Reproduksi Pada Wanita, Ini Penyebabnya

Baca juga: Mencegah Pergaulan Bebas dengan Pemahaman Kesehatan Reproduksi Remaja

Erwan menambahkan Disdik Kota Semarang mengapresiasi penelitian GEAS.

Pihaknya berharap rekomendasi yang disampaikan melalui penelitian ini akan bermanfaat bagi anak didik kita terutama siswa yang masih terus berkembang untuk majunya bangsa.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana sosialisasi gender dan proses sosial lain mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan remaja awal.

Untuk melihat dampak dari pendidikan kesehatan seksualitas komprehensif SETARA serta untuk memberikan informasi kepada pembuat kebijakan, orang tua, guru, pembuat program, peneliti, dan remaja sendiri dalam perencanaan, pelaksanaan program, dan layanan remaja.

Hasil GEAS menyajikan temuan dari evaluasi implementasi SETARA, sebuah intervensi selama 2 tahun tentang kesehatan reproduksi dan perkembangan seksualitas untuk remaja usia 12-14 tahun di sekolah menengah pertama.

GEAS dilakukan di 3 lokasi berbeda di Indonesia: Bandar Lampung (Sumatera), Semarang (Jawa Tengah), dan Denpasar (Bali) dari tahun 2018 hingga 2022. 

Disampaikan oleh Restu Pratiwi selaku Country Representative Rutgers Indonesia, GEAS tidak hanya menjadi proyek penelitian yang inovatif.

"Tetapi juga memiliki implikasi langsung pada upaya meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual di lingkungan pendidikan," terangnya.

Restu menambahkan, riset longitudinal ini memungkinkan kita untuk memahami bagaimana modul pembelajaran pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual berbasis hak bernama SETARA secara positif mempengaruhi kehidupan para remaja.

Selain itu, memberdayakan mereka untuk membuat keputusan berdasarkan informasi terkait kesehatan reproduksi dan seksual mereka.

“Kami berharap hasil penelitian ini dapat mendorong lahirnya berbagai kebijakan baru yang mendukung dan memungkinkan remaja mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas yang komprehensif dan memberi mereka kesempatan untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat untuk masa depan yang lebih baik," terang Restu.  

Baca juga: Bayi di Bogor Ini Tertukar Saat di Rumah Sakit, Orang Tua Tes DNA Ternyata Memang Anak Orang Lain

Masih sedikitnya penelitian yang menyelidiki bagaimana faktor-faktor sosial termasuk gender mempengaruhi kesejahteraan remaja sementara data menunjukkan 1 dari 4 atau sekitar 25 persen penduduk Indonesia adalah remaja usia 10-24 tahun dan 9

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved