Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

7 Tanda Kamu Harus Stop Dulu Jadi Teman Curhatnya

Menjadi teman curhat itu “pekerjaan” yang mulia, tapi melelahkan. Ada kalanya kamu sendiri merasa tidak mampu mendengar curhat dari temanmu. Apalagi kalau temanmu sedang menghadapi masalah yang sangat serius, seperti kalau dia lagi jadi korban kekerasan dalam pacaran.

Tunggu dulu. Kamu juga harus tahu batasan, lho. Jadi “tong sampah” untuk masalah orang lain terus-menerus itu juga bakal bikin kamu capek sendiri. Kalau delapan hal ini sudah mulai kamu rasakan, sebaiknya kamu stop dulu deh jadi teman curhat. Apa saja?

 

Saat kamu merasa jenuh mendengar ceritanya.

“Aduh, si A nge-chat lagi nih. Ada apa lagi ya?”

Saat kamu mulai berpikir seperti itu, entah sengaja atau tidak disengaja, artinya kamu mulai jenuh. Kamu mulai berpikir, “Kok setiap saat masalahnya begini-begini saja, ya? Kok kelihatannya dia mengulangi kesalahan yang sama terus? Drama banget sih orang ini? Dia itu orang atau karakter di sinetron, sih?”.

Ini fase yang berbahaya. Kamu mulai kehilangan simpati pada temanmu dan mulai merasa capek mental.

 

Saat kamu mulai bertanya-tanya apakah kamu membantu.

Ketika temanmu curhat berkali-kali dengan masalah yang kurang lebih sama, kamu pasti bertanya-tanya, “Sebenarnya ngaruh atau enggak sih gue sebagai teman curhat?”

Padahal, bukan kewajibanmu untuk mengubahnya. Mau bagaimana pun, hidup dia adalah tanggung jawab dia. Nanti kita akan mengobrol lebih jauh soal ini.

 

Saat waktu atau usahamu terlalu banyak dihabiskan untuknya.

Apakah kamu menghabiskan berjam-jam hampir setiap hari untuk mendengarkannya menangis? Apakah kamu berkali-kali diminta mentraktirnya karena dia galau? Temanmu itu sudah besar. Kalau kamu terus menerus mengkhawatirkan dia seperti kamu mengkhawatirkan anak bayi, artinya ada yang salah. Hubungan kalian harusnya saling memberi.

 

Saat kamu merasa tak sempat mengurus masalahmu sendiri.

…karena kamu terlalu sibuk mengurusi masalah dia! Padahal, semua orang pasti punya trauma, masalah, dan hal lain yang membebani pikiran. Kalau kamu tidak sempat menghadapi semua masalahmu sendiri, lama kelamaan masalah itu akan menumpuk.

Memberi waktu bagi orang lain itu sangat baik dan mulia. Tapi, kamu juga harus memprioritaskan diri sendiri. Bagaimana caranya kamu menyelesaikan masalah orang lain kalau kamu belum menyelesaikan masalahmu sendiri?

 

Saat kamu merasa lelah secara fisik.

Entah karena kamu kurang tidur mendengar dia curhat setiap malam, karena dia berkali-kali meminta kamu mampir ke rumah atau kosannya untuk ditemani menangis. Atau karena memang kamu sudah stres saja memikirkan masalahnya. Hal ini bisa menyebabkan perasaan kelelahan atau lemas secara fisik, lho.

Saat kamu ikut stres secara berlebihan.

Mau bagaimanapun juga, ini masalah dia, bukan masalah kamu. Enggak sehat, lho, kalau kamu malah jadi stres secara berlebihan hanya karena memikirkan masalah orang lain. Iya, kamu harus membantu, tapi jangan malah menyakiti diri sendiri.

 

Saat kamu merasa harus Menyelamatkannya.

Ini poin terpenting, lho.

Ingat, dia harus bertanggungjawab atas hidupnya sendiri. Bukan hakmu untuk menyelamatkan dia, bukan hakmu untuk mengambil keputusan atas nama dia.

Banyak korban kekerasan, misalnya, begitu lama dibuat merasa lemah, tak berdaya, dan tak berani mengambil keputusan untuk dirinya sendiri. Kalau kamu sok-sokan jadi superhero dan menyelamatkan mereka, apakah itu akan menyelesaikan masalah?

 

Kalau kamu jadi teman curhat, apalagi bagi seseorang yang membutuhkan, artinya kamu telah menjadi teman yang baik. Tapi, supaya kamu tidak kerepotan, yuk belajar jadi teman yang bijak.

Good luck!

 

 

Sumber:
blueknot.org.au/Workers-Practitioners/For-Health-Professionals/Resources-for-Health-Professionals/Vicarious-Traumatisation
joyfulheartfoundation.org/learn/vicarious-trauma/identifying-vicarious-trauma/signs-vicarious-trauma
aifs.gov.au/publications/ripple-effects-sexual-assault/secondary-victims-sexual-assault
loveisrespect.org/for-someone-else/help-a-friend/

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Artikel SobatASK Lainnya

Jelajahi berbagai informasi seputar kesehatan seksual dan reproduksi remaja dari sumber yang terpercaya.

Kamu Gak Sendirian!
Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.