Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

Toxic Relationship : Yuk kenali red flag dalam hubungan!

Pernahkah kalian mendengar kasus-kasus Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) yang terjadi di sekitarmu, Sobat? Atau malah kalian pernah mengalaminya?

Berbagai kasus pasangan yang mendapatkan kekerasan atau bahkan sampai meregang nyawanya sangat ramai dibicarakan di sosial media.  Sobat, tahukah  dari CATAHU 2021 Komnas Perempuan,ditemukan bahwa ada sebanyak 1.309 kasus KDP dalam setahun. Wah banyak sekali bukan?

Bicara tentang KDP, sangat erat kaitannya dengan toxic relationship dan red flag dalam suatu hubungan. Ya, toxic relationship! Pastinya sudah tidak asing lagi kan di telinga kamu? Lantas, bagaimana dengan red flag itu sendiri ? Dilansir dari Yayasan Pulih, red flag merupakan suatu istilah yang digunakan apabila suatu hubungan dengan pasangan sudah menunjukan gejala yang merugikan bagi salah satu pihak.  Lalu, apa saja red flag yang harus dikenali saat berada dalam hubungan? Yuk, simak pembahasan dibawah ini!

Pertama, kekerasan fisik. Apabila pasanganmu sudah berani melakukan kekerasan fisik seperti mencekik, menampar, menendang, bahkan menyakiti anggota tubuh lainnya, hal ini salah satu hal yang harus ditanggapi dengan serius karena akan berdampak pada kesehatan fisik maupun mentalmu.

toxic relationship - Gemilang Sehat

Kedua, pelecehan verbal maupun emosional. Kedua hal ini juga merupakan hal besar yang harus diperhatikan ketika kamu sedang berada dalam suatu hubungan. Sama halnya seperti pelecehan fisik, pelecehan verbal juga bisa membawa dampak yang serius loh Sobat! Kamu bisa mengalami trauma dan mengganggu kesehatan mentalmu. 

Ketiga, posesif. Melansir laman web mindbodygreen.com, mengatakan bahwa posesif berpusat pada spektrum normal dan tidak normal. Cemburu memang hal yang wajar, tetapi apabila cemburu berlebihan sangatlah tidak wajar yang akhirnya akan menimbulkan tindakan lain seperti ancaman hingga kekerasan.

Keempat, Gaslighting. Gaslighting merupakan salah satu jenis manipulasi yang biasa digunakan untuk mempertahankan kendali dan menyangkal pernyataan. Secara tidak sadar mungkin banyak diantara kita yang pernah merasakan gaslighting. Biasanya, kita akan merasa bersalah karena mendapat tekanan dari pasangan kita.

Kelima, Narsisme. Narsisme mencakup berbagai macam karakteristik dan perilaku, namun secara umum, berhati-hatilah terhadap perilaku yang menunjukkan pelaku tersebut memiliki kompleks superioritas. Seperti memaksakan kehendak, kurangnya akuntabilitas diri, kurangnya empati, dan lain-lain.

toxic relationship 1 - Gemilang Sehat

Setelah mengetahui lima red flag diatas, tahukah mengapa mengetahui red flag dalam hubungan itu penting? Sobat, mengenali red flag dalam suatu hubungan sangatlah penting agar kita terhindar menjadi korban, selain itu juga membantu menghindari patah hati dari hubungan yang disfungsional dikemudian hari. Pastinya kita gak mau kan, galauin orang yang cuma bisa bikin kita sakit hati?

Lalu, bagaimanakah cara agar kita terhindar dari toxic relationship? Nah, berikut ini merupakan cara untuk menghindari toxic relationship!

  1. Kenali diri sendiri

Mengenali diri sendiri merupakan salah satu cara agar kita terhindar dari toxic relationship. Apabila kamu mengenali diri kamu sendiri dengan baik seperti mengetahui apa yang disuka dan tidak disukai, tujuan hidup, akan menjadikan hubungan yang kamu jalani saat ini menjadi lancar.

  1. Jadilah sumber bahagia diri sendiri

Semua orang pastinya ingin membahagiakan pasangannya, tetapi kebahagian itu tidak bergantung pada orang lain, melainkan pada diri sendiri. Apabila diri sendiri sudah bisa bahagia sendiri, maka kita tidak perlu menggantungkan kebahagiaan pada orang lain termasuk pasangan.

  1. Atur batasan antara kamu dan pasanganmu

Mengatur batasan dengan pasangan sangat penting agar kamu terhindar dari toxic 

relationship. Kamu bisa mengaturnya dengan membicarakan do’s & don’ts sebelum atau selama kamu berpacaran.

  1. Menjalin hubungan dengan orang yang memiliki tujuan sama

Saat mencari pasangan tentunya kita akan memprioritaskan orang yang memiliki tujuan dan minat yang sama. Tujuan dan minat yang sama akan mengurangi kesalahpahaman dalam hubungan.

  1. Beri diri sendiri waktu

Jangan terlalu terburu-buru dalam mencari pasangan, apalagi untuk kamu yang ingin sampai menikah. Bersabarlah dan beri waktu untuk kamu lebih mencintai diri, menguatkan diri, dan sembuh dari trauma agar kamu siap memulai hubungan baru dengan orang baru.

toxic relationship 2 - Gemilang Sehat

Nah, penjelasan diatas merupakan salah satu bentuk preventif menghindari toxic relationship, Sobat! Lalu, bagaimana ya apabila kita ataupun teman kita sudah terjebak dalam toxic relationship tersebut? Eits, jangan khawatir ada tips lagi nih untuk membantumu keluar dari hubungan yang toxic.

  1. Jujur terhadap perasaan sendiri

Penting bagi kamu untuk menyadari apa yang kamu rasakan selama berhubungan dengan pasangan yang toxic. Sebelum memutuskan hubungan, ungkapkan secara netral apa yang kamu rasakan, jangan sampai pasanganmu tersinggung hingga akhirnya membuat hubungan semakin rumit.

  1. Pahami bahwa ini bukan salahmu

Setelah mengungkapkan apa yang kamu rasakan, renungkanlah hubungan yang akan 

kamu akhiri, apakah hubungan itu layak diperjuangkan atau tidak. Pertimbangkan respon pasanganmu ketika kamu mengungkapkan perasaan. Apabila ia bersifat defensif dan menyangkal, itu pertanda bahwa kamu harus segera mengakhiri hubungan dengannya.

  1. Minta dukungan orang terdekat dan terpercaya

Mengakhiri hubungan yang toxic dengan orang yang manipulatif bukanlah hal yang 

mudah. Orang yang toxic dan manipulatif akan membuat kita merasa bersalah. Berceritalah dengan orang yang kamu percaya agar kamu mendapat dukungan dan bantuan untuk segera keluar dari hubungan yang toxic.

  1. Sadari bahwa kamu pantas mendapatkan yang lebih baik

Menjalin hubungan yang toxic selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bisa membuatmu hilang kepercayaan bahkan merasa tidak pantas untuk siapapun. Hal tersebut tidaklah benar, karena itu disebabkan oleh manipulasi dari pasanganmu yang toxic dan membuatmu merasa seperti itu. Kamu pantas mendapatkan orang yang lebih baik, yang akan membuat hidupmu bahagia.

  1. Minta bantuan profesional

Saat menjalin hubungan yang toxic, pasti menguras tenaga dan pikiranmu. Hubungan yang toxic juga bisa membuatmu trauma. Agar hal tersebut tidak berlangsung lama, pergilah ke psikolog agar kamu dapat dukungan secara psikologis dari orang yang profesional.

Lima cara tersebut dapat kamu lakukan apabila berada di hubungan yang toxic. Sobat, pastinya menghadapi toxic relatioship bukan hal yang mudah ya. Namun, kamu bisa membantu dirimu sendiri dan orang sekitarmu dengan menceritakan apa yang kamu alami ke pihak-pihak profesional yang bisa membantu. Misalnya, kamu bisa menghubungi hotline Komnas Perempuan di SAPA 129.

toxic relationship 3 - Gemilang Sehat

Ingat Sobat, bahwa #KamuTidakSendirian. Baik laki-laki maupun perempuan tidak ada yang pantas menjadi korban kekerasan dalam bentuk apapun. Mari ciptakan relasi setara dan sehat, selalu ingat bahwa “Relationship goes both ways”

Referensi :

Nadia, F. (2018). Mengenal Toxic Relationship. Retrieved 12 March 2022, from http://yayasanpulih.org/2020/06/mengenal-relationship-red-flag/

13 Red Flags In A Relationship You Shouldn’t Ignore. Retrieved 12 March 2022, from https://www.mindbodygreen.com/articles/red-flags-in-relationships

Jonesy. (2021). 6 Jurus Jitu Menghindari Toxic Relationship. Retrieved 15 March 2022, from https://magdalene.co/story/cara-menghindari-toxic-relationship

Quamila, A. (2021). 8 Cara Keluar dari Jeratan Toxic Relationship. Retrieved 15 March 2022, from https://www.sehatq.com/artikel/cara-keluar-dari-toxic-relationship

*Artikel ini ditulis oleh Nur Fajrina Saputri, pemenang lomba menulis artikel #BreakTheBias

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.