Konsultan untuk Lokakarya Penyusunan Strategi Aksi Remaja Dengan Menggunakan Pendekatan Design Thinking

Bagikan

Konsultan untuk Lokakarya Penyusunan Strategi Aksi Remaja Dengan Menggunakan Pendekatan Design Thinking

 

1.         Latar Belakang

Semenjak tahun 2016 hingga 2020, Rutgers WPF Indonesia bersama mitra kerja di 7 Kabupaten/ Kota (Lampung, Jakarta Timur, Semarang, Denpasar, Sukabumi, Rembang dan Lombok Barat) mengimplementasikan 3 model program remaja, antara lain:

  • Get Up, Speak Out (GUSO) – fokus pada peningkatan akses remaja ragam identitas terhadap edukasi dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi serta memperkuat gerakan remaja untuk mempengaruhi dukungan lingkungan dan kebijakan yang berdampak bagi kesehatan seksual dan reproduksi mereka
  • Dance4life – fokus pada pendekatan oleh remaja kepada remaja (peer to peer approach) dan mobilisasi remaja (youth mobilisation) untuk meningkatkan kemampuan remaja membuat keputusan dan mempraktekkan perilaku seksual yang sehat.
  • Yes I Do (YID) – fokus pada mobilisasi sosial di tingkat desa untuk pencegahan perkawinan anak, kehamilan remaja dan sunat perempuan.

Titik temu ketiga program ini adalah:

  • Mendorong perubahan sistem dan struktur sosial-budaya dan politik yang memberikan keuntungan bagi pemenuhan hak dan kesehatan seksual dan reproduksi bagi remaja sebagai penerima manfaat kunci.
  • Menggunakan pendekatan yang berpusat kepada remaja (youth-centered approach), dimana remaja menjadi inti program (sebagai pendorong perubahan dan penerima manfaat).
  • Menyasar pembuat kebijakan dan tokoh masyarakat yang relevan sebagai target yang memiliki pengaruh untuk memastikan ‘suara’ dan kebutuhan remaja terkait kesehatan seksual dan reproduksi didengarkan dan dipenuhi.

Rutgers WPF Indonesia percaya bahwa untuk mewujudkan ambisi ini diperlukan sebuah strategi aksi yang dikembangkan secara inovatif oleh remaja sebagai pendorong perubahan dan penerima manfaat. Untuk menstimulasi munculnya ide-ide kreatif dan inovatif bagi penyusunan strategi aksi remaja, maka diperlukan metode fasilitasi yang bisa menggali, menstrukturkan, dan mengkonkretkan ide-ide remaja. Penggalian  ide-ide ini akan difokuskan untuk menjawab pertanyaan kunci tentang: Bagaimana cara mengajak pemerintah agar lebih mendengarkan suara dan keinginan remaja terkait kesehatan seksual dan reproduksi?

Rutgers WPF Indonesia melihat bahwa pendekatan design thinking merupakan salah satu metode yang tepat karena berfokus pada pemecahan masalah yang mengandalkan pemikiran logis dan imajinatif untuk merumuskan solusi inovatif. Pendekatan ini dapat diaplikasikan untuk memberikan sudut pandang baru dalam merancang strategi aksi remaja. Eksperimen melalui design thinking juga dapat memperkaya keterampilan dan memacu remaja untuk mencari solusi kreatif yang bisa ditawarkan pada pembuat kebijakan agar suara dan keinginan mereka terkait kesehatan seksual dan reproduksi lebih didengarkan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Rutgers WPF Indonesia melalui dukungan pendanaan GUSO dan YID akan mengadakan Lokakarya Strategi Aksi Remaja Dengan Menggunakan Pendekatan Design Thinking sekaligus untuk merayakan Hari Remaja International 2017.

2.         Tujuan Kegiatan

  1. Membekali remaja untuk menggunakan keterampilan berpikir kreatif dan kemampuan merumuskan cara-cara inovatif dalam membangun aksi mendorong perubahan sosial bagi pemenuhan hak dan kesehatan seksual dan reproduksi mereka.
  2. Mendorong remaja untuk membuat prototype strategi aksi untuk menjawab pertanyaan kunci: “Bagaimana cara mengajak pemerintah agar lebih mendengarkan suara dan keinginan remaja terkait kesehatan seksual dan reproduksi?”
  3. Memberikan ruang bagi remaja untuk ‘menjual ide’ prototype strategi aksi yang telah disusun kepada pemerintah, pemangku kepentingan lain serta komunitas remaja.

3.         Rencana Kerja

No Kegiatan PIC Waktu
1 Pemilihan konsultan lokakarya PO GUSO, dance4life dan YID 4 – 7 Agustus 2017
2 Diskusi teknis desain lokakarya dan persiapan logistik dengan fasilitator terpilih SRHR Specialist, Comms Officer, PO GUSO, dance4life dan YID 8 Agustus 2017
3 Lokakarya strategi aksi remaja dengan menggunakan pendekatan design thinking SRHR Specialist, PO GUSO, dance4life dan YID 10-11 Agustus 2017
4 Pameran prototype strategi aksi remaja dalam kegiatan perayaan Hari Remaja Internasional 2017 PO GUSO, dance4life dan YID 12 Agustus 2017

 

4.         Keluaran

  1. Prototype (rancangan inovatif) strategi aksi remaja untuk memastikan pembuat kebijakan lebih mendengarkan suara dan keinginan mereka terkait pemenuhan hak dan kesehatan seksual dan reproduksi.
  2. Dokumentasi pameran karya inovatif yang mengundang pemerintah, penyedia layanan publik, LSM, komunitas remaja, dan media massa.
  3. Laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pameran prototype.

5.         Tugas dan tanggungjawab Konsultan

  1. Menyiapkan proposal lokakarya advokasi (meliputi design lokakarya, siapa saja yang terlibat, serta bentuk pelaporan, dokumentasi dan rekomendasi)
  2. Mempresentasikan desain lokakarya ke staf proyek yang terlibat di kantor Rutgers WPF Indonesia
  3. Menjadi fasilitator utama saat lokakarya advokasi berjalan
  4. Melibatkan program manager yang hadir untuk terlibat sebagai co-fasilitator
  5. Memfasilitasi kebutuhan teknis dan alat bantu untuk pembuatan prototype sesuai dengan desain proposal yang disepakati
  6. Memfasilitasi kebutuhan transportasi dan kunjungan lokasi sesuai dengan desain proposal yang disepakati

Syarat dan kriteria Konsultan

  1. Memiliki sertifikasi di bidang design thinking
  2. Berpengalaman dalam merancang dan menyelenggarakan pelatihan design thinking minimal 3 tahun
  3. Mampu memfasilitasi pelatihan design thinking dalam konteks isu-isu sosial dan pengembangan minimal 3 tahun

Maaf, Lowongan ini Sudah Ditutup

Dapatkan Info Terbaru Seputar Kesempatan Bekerja
di Yayasan Generasi Sehat ndonesia !

Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.