Dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa jenis kekerasan. Enggak semuanya kekerasan fisik, ketika seseorang berulang kali menggunakan kata-kata untuk merendahkan, menakuti, atau mengendalikan seseorang, itu adalah bentuk kekerasan verbal. Tak hanya dalam hubungan pacaran, kekerasan verbal juga bisa muncul dalam hubungan keluarga, pertemanan, bahkan di lingkungan sosial lainnya.
Kenali beberapa bentuk kekerasan verbal yang kerap muncul dalam hubungan pacaran berikut ini. Supaya kamu lebih waspada dan segera menarik diri.
Mendominasi percakapan dan memanipulasi
Ketika ngobrol, seringkali pasanganmu ini berusaha mendominasi percakapan. Ia tidak menghiraukan apa yang kamu bicarakan dan hanya dia yang boleh menentukan hal apa yang ingin dibicarakan, tentu menuntutmu juga untuk mendengarkan.
Ia juga kerap memanipulasi fakta dengan tujuan mengontrolmu, tapi dengan kalimat perintah yang bikin kamu sulit menolak. Misalnya, “Kalau kamu memang sayang aku, harusnya kamu bisa kasih uang aku setiap hari”, atau “Aku kan selalu berkorban buat kamu”, yang bikin kamu jadi iya iya aja ending-nya.
Merahasiakan informasi tertentu
Enggak cuma dengan bicara, diam saja dan merahasiakan informasi tertentu dari pasangan juga termasuk kekerasan verbal. Hal ini dilakukan dengan sengaja agar korban merasa enggak berdaya.
Contohnya, pasanganmu sengaja enggak bilang kalau ada pesan penting dari temanmu agar kamu enggak pergi dan tetap diam di rumah.
Kekerasan berkedok lelucon hingga degradasi mental
Pasanganmu kerap kali menyakiti perasaanmu dengan kata-katanya, tapi ia selalu berdalih bahwa kata-katanya hanyalah candaan atau lelucon sebagai pembenaran.
Sebaliknya, ia justru membuatmu merasa bersalah dan enggak berguna. Misalnya, “Kamu enggak mungkin bisa dapat beasiswa itu kalau enggak karena aku yang bantu”.
Meremehkan dan merendahkan
Bukan cuma emak-emak di jalanan yang bisa berkata-kata pedas, pasanganmu juga bisa, lo! Sudah bisa disebut kekerasan verbal kalau pasanganmu selalu merendahkan atau menyepelekan dengan kata-kata nyinyir dan bikin skak mat.
Misalnya, “Ngerjain tugas segitu aja sampai begadang, itu kalau aku yang pegang, sejam-dua jam juga beres, enggak pakai lama! “.
Memaki, menghina, hingga mengancam
Nah, kalau sudah sampai memaki, menghina, dan mengancam, maka kekerasan verbal ini sudah bisa dikatakan fatal dan berdampak trauma hingga sakit mental. Apalagi kalau pasangan sudah melabeli namamu dengan kata-kata kasar bernada hinaan seperti bodoh, pembohong, gila, atau semacamnya. Misalnya, “Cewek gila kayak kamu ini enggak mungkin ada yang mau nerima kerja”.
Belum lagi kalau pasangan sudah mulai mengancam, misalnya akan meninggalkanmu, memukul, atau menyakitimu kalau kamu enggak menuruti keinginannya.
Kekerasan verbal boleh jadi lebih sadis dari kekerasan fisik serta bisa memakan korban. Kalau kamu mengalami setidaknya salah satu dari 5 contoh kekerasan verbal di atas, segera hindari dan cari bantuan, ya!
Sumber:
https://www.hellosehat.com/mental/hubungan-harmonis/jenis-kekerasan-verbal/
http://www.psikogenesis.com/2021/07/dating-violence-tindakan-kekerasan.html?m=1
https://www.healthline.com/health/mental-health/what-is-verbal-abuse