Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

Dampak Bullying : Pelaku, Korban, dan Penonton

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”DENGAR”]
Suka atau tidak, kita harus mengakui: bullying adalah masalah serius di Indonesia dan bahkan di seluruh dunia. Mulai dari bullying dalam bentuk fisik hingga psikologis, jutaan remaja di seluruh dunia menghadapi bullying setiap hari.

Anehnya, kadang kita menganggap hal itu lumrah. Kalau ada korban yang protes karena di-bully, kita bakal mengejeknya karena dia baper. Kalau ada yang melapor ke guru, dia bakal dicibir karena dianggap pengecut. Padahal, bullying secara terus-menerus punya banyak dampak jangka pendek maupun jangka panjang yang serius–baik kepada korban, pelaku, maupun anak yang sekadar melihat terjadinya bullying.

 

Dampak Pada Korban

Korban bullying jelas akan mengalami tekanan batin yang luar biasa–bahkan hingga menjadi depresi dan mengalami kecemasan yang luar biasa. Korban akan merasa sedih, sendirian, dan menjauh dari pergaulan dengan orang lain. Bullying telah menghancurkan rasa percaya diri dan harga diri korban, sehingga ia akan merasa enggak yakin dengan dirinya sendiri.

Alhasil, prestasi korban di sekolah bakal menurun drastis dan interaksinya dengan teman-temannya akan berkurang. Jika bullying yang dilakukan terbilang parah–apalagi saat terjadi bullying fisik–korban juga bisa mengalami keluhan kesehatan.

Perasaan trauma dan sedih akibat menjadi korban bullying juga menjadikan korban jauh lebih rentan untuk ‘melarikan diri’ ke penggunaan obat-obatan terlarang, penyalahgunaan alkohol, hingga naiknya risiko stres dan bunuh diri.

Semua dampak ini bisa berlanjut hingga usia dewasa. Korban bullying tidak memiliki kepercayaan diri yang baik, sehingga ia akan lebih sulit mengembangkan diri ketika dewasa.

 

Dampak Pada Pelaku

Pelaku bullying juga mendapat dampak negatif, lho. Tidak ada yang terlahir menjadi pelaku bullying. Ada banyak banget alasan kenapa seseorang jadi pelaku–entah karena ia melanjutkanwarisan bullying (misalnya, dia kakak kelas yang merasa wajib mem-bully adik kelas), atau karena ia sendiri butuh pelampiasan dari kekerasan yang ia terima di rumah. Banyak pelaku bullying sebenarnya adalah korban kekerasan–baik kekerasan fisik dari orang tua, bahkan kekerasan seksual. Karena mereka jadi korban kekerasan, mereka melakukan kekerasan ke orang lain agar mereka merasa lebih kuat dan berani.

Ketika mereka dewasa, pelaku bullying dinilai lebih berisiko menjadi pelaku kekerasan dalam rumah tangga juga karena mereka terbiasa menyelesaikan sesuatu dengan kekerasan. Jadi, kita runut lagi perjalannya sejak awal: dia korban kekerasan yang melampiaskan amarahnya dengan melakukan bullying, lalu ketika dewasa ia menjadi orang tua yang melakukan kekerasan, dan anaknya pun akan melampiaskan amarahnya dengan melakukan kekerasan juga. Siklus kekerasan ini pun enggak berhenti-berhenti, kan?

Pelaku bullying juga dinilai lebih berisiko menyalahgunakan obat-obatan terlarang dan alkohol, berisiko memiliki prestasi yang buruk di sekolah, dan bermasalah dengan hukum. Intinya, sebenarnya dia pun masa depannya suram.

Bullying - Gemilang Sehat

Dampak Pada Penonton

Ada satu orang lain yang sering kita lupakan ketika berbicara soal bullying: orang yang menonton. Penelitian menunjukkan bahwa penonton bullying pun mengalami dampak psikologis yang luar biasa. Dia bakal melihat secara nyata bahwa sekolahnya tidak aman, bahwa lingkungan tempat ia belajar setiap hari tidak kondusif dan tidak nyaman karena ada orang yang bisa melakukan kekerasan berupa bullying, dan tidak ada yang berani berbuat apa-apa

Karena itu, penonton bullying juga lebih rentan mengalami penurunan prestasi di sekolah, dan bahkan bisa mengalami tekanan batin seperti korban–misalnya depresi, kecemasan, dan lainnya. Sama seperti pelaku dan korban bullying, penonton bullying juga dinilai lebih berisiko menyalahgunakan alkohol, narkoba, hingga rokok.

 

Bullying memang merugikan bagi semua orang, enggak cuma korbannya saja. Jadi, jangan tinggal diam. Kalau kamu melihat bullying terjadi di lingkungan sekitarmu, mulailah untuk mengakhiri budaya kekerasan tersebut ya! ☺

 

 

Sumber:
bullyingnoway.gov.au
stopbullying.gov
education.vic.gov.au
eschooltoday.com

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Artikel SobatASK Lainnya

Jelajahi berbagai informasi seputar kesehatan seksual dan reproduksi remaja dari sumber yang terpercaya.

Kamu Gak Sendirian!
Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.