Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

Belajar Gender lewat Kue!

Memahami gender itu gampang-gampang susah. Ada banyak istilah ribet dan konsep asing yang bikin kamu garuk-garuk kepala, dan susah kamu bayangin. Supaya lebih gampang, SobatASK mau mengenalkan kamu sama alat peraga yang tenar banget dan bisa bantu kamu untuk cepat memahami gender: Genderbread Person alias Manusia Kue Jahe!

KGrk iXKqqc3KIjNUoEx7r2hZGpCkDxiMZDPnoAAQ CWC80N so5oPMlF3eBjBlJGIP3lRK N7T q1Nb8iT3z8hU LWNgq7LyFg3cN9 RD1b1B4mlYXoWnrUBL3IIehuXO2iiru4rdzoLVLLeg - Gemilang Sehat

Genderbread Person mencakup lima aspek utama dari seksualitas seseorang: identitas gender, ekspresi gender, jenis kelamin biologis, ketertarikan seksual, dan ketertarikan romantis. Seperti yang bisa kamu lihat di atas, identitas itu berhubungan dengan otak/pemikiranmu, ekspresi gender berhubungan dengan seluruh tubuh/tampak luarmu, jenis kelamin biologis berhubungan dengan alat kelaminmu, dan ketertarikan seksual maupun romantis berhubungan dengan hatimu.

Semuanya akan kami bahas satu per satu, kok, jangan sedih.

Sebelum kita mulai, ada sesuatu yang sering disalahpahami orang: kita sering berasumsi bahwa kelima aspek tersebut saling menentukan. Maksudnya begini. Kalau ada seorang perempuan yang feminin, kita beranggapan bahwa dia pasti tertarik secara seksual dan romantis pada lawan jenis. Kalau ada seorang perempuan yang terlihat tomboy dan gayanya maskulin, kita berasumsi dia pasti penyuka sesama jenis.

Padahal, enggak pasti begitu. Bisa saja seorang laki-laki kemayunya minta ampun, tapi dia menyukai lawan jenis. Kelima aspek di atas saling mempengaruhi, bukan saling menentukan. Dengan Genderbread Person, anggap saja kamu lagi main The Sims–di mana sifat, pemikiran, dan ketertarikan setiap orang bisa berbeda-beda.

Ayo, kita bedah satu per satu kelima aspek yang ngebentuk seksualitas seseorang!

 

IDENTITAS GENDER

N4KhtlIbe6MiVqy8YA1Vdhsqvc467FZSfKHhKxwhRdv4hjmHUcyCWipzWkU09B - Gemilang Sehat

Masyarakat pasti punya peran tertentu yang diberikan pada setiap jenis kelamin. Laki-laki itu harus begini, perempuan itu harus begitu. Yang jadi pertanyaan: apakah menurutmu, kamu lebih cocok menjadi laki-laki sebagaimana umumnya anggapan masyarakat atau menjadi perempuan? Atau justru keduanya sama-sama enggak sesuai dengan jati dirimu?

Inilah yang dimaksud dengan identitas gender. Intinya adalah gimana kamu memandang dirimu sendiri sebagai manusia. Menurut riset, seorang manusia telah membentuk identitas gendernya sendiri pada usia 3 tahun. Selain jenis kelamin, identitas gender seseorang juga dipengaruhi penyebab lain seperti hormon dan faktor lingkungan.

Masalahnya, kadang masyarakat enggak terima saat identitas gender seseorang tidak sesuai dengan ekspektasi umum. Teman-teman trans–waria dan priawan–misalnya, memiliki identitas gender yang berbeda dengan jenis kelaminnya. Seorang waria, contohnya, terlahir dengan penis namun merasa identitas gendernya adalah perempuan.

 

EKSPRESI GENDER

MiUlXcf7xZeGrSoF wLc4vQvqvtxZz5tQzngJyRN116ADekjdQxWVknluY8LncRcXzE kDTGAUimKR1noNy1fZ lzeybE7iP dKG69yQoUfXF908E6dQU L u5aG257yF9399satiiKX2u0fQ - Gemilang Sehat

Ekspresi gender adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan caramu mendemonstrasikan gendermu ke publik melalui caramu bertindak, berpakaian, berinteraksi. Ekspresi gender kamu bisa disengaja, namun ada juga yang enggak disengaja.

Orang lain bakal menilai seperti apa ekspresi gender kamu berdasarkan asumsi dan stereotip yang mereka pegang. Misalnya gini: buat mereka, cowok yang suaranya berat dan badannya kekar itu maskulin. Maka, mereka akan melihat bahwa ekspresi gendermu cenderung maskulin–jadi, panahmu di bagian maskulin (panah yang bawah) akan agak tinggi. Tapi, pada saat bersamaan, kamu suka pakai baju warna pink dan gampang baper saat nonton film sedih–dua sifat yang dianggap feminin. Maka, panahmu di bagian feminin juga lumayan tinggi,

Ekspresi gender itu bisa berubah-ubah–tergantung kehendak kamu, pakaian apa yang kamu kenakan, bahkan dari hari ke hari. Hari ini kamu bakal dianggap maskulin banget karena kamu tampak kekar dan pakai kaus warna hitam, misalnya. Lalu malamnya, kamu dianggap lembek karena teriak ketakutan melihat kecoa terbang. Bisa gonta ganti, kan?

 

JENIS KELAMIN BIOLOGIS

- Gemilang Sehat

Jenis kelamin biologis mengacu pada organ tubuh, hormon, dan kromosom yang kamu miliki. Seorang perempuan, misalnya, terlahir dengan vagina, ovarium, dua kromosom X, mampu mengandung bayi, dan tubuhnya didominasi hormon estrogen. Seorang laki-laki terlahir dengan penis, buah zakar, kromosom XY, mampu membuahi sel telur, dan tubuhnya didominasi hormon testosteron.

Tapi, bukan enggak mungkin ada orang yang secara biologis berada di tengah-tengah. Dia lahir dengan alat kelamin laki-laki (penis, buah zakar, dsb), namun di dalam tubuhnya ada sistem reproduksi perempuan. Bisa jadi, kromosom dia juga enggak XX atau XY. Kondisi inilah yang disebut interseks.

Sekitar 1 dari 100 bayi lahir dengan kondisi fisik yang tidak sesuai dengan biologis salah satu: laki-laki atau perempuan.

 

KETERTARIKAN ATAU ORIENTASI SEKSUAL

FMsW02xbRBclodvRq9bTOc1T62W745DbRIcggXav9393hETb4lBM0D70Aa4RJosyDuCmp9NcVKeBlWYPEJNSOXzp78RujRIo3gys9yYfbLF0fV9ReLm ar0dpUSXf7hpRlVDLhbNr90HZylrag - Gemilang Sehat

Akhirnya, kita sampai di bagian terakhir: ketertarikan atau orientasi seksual. Semua ini ada untuk menjawab pertanyaan yang gampang-gampang susah: sebenarnya kamu lebih merasa tertarik secara fisik, spiritual, dan emosional sama siapa? Seberapa besar ketertarikanmu secara seksual terhadap sejenis dan lawan jenis. Panah tersebut dapat dilihat sebagai alat ukur. Jika kamu lebih tertarik pada sesama jenis saja (eksklusif), maka orientasimu adalah homoseksual. Jika kamu tertarik pada lawan jenis saja, maka umumnya disebut heteroseksual. Jika kamu tertarik pada dua-duanya, maka biseksual atau kamu tidak peduli pada identitas gendernya. Jika kamu tidak tertarik pada siapapun juga, kamu aseksual. Pelabelan ini pun sesungguhnya tidak selalu tepat dan tidak harus digunakan oleh semua orang. Namun di skala tersebut, setiap orang akan selalu berada di salah satu titiknya.

 

 

Ternyata, bisa seberagam itu ya seksualitas manusia–termasuk perihal ketertarikan/orientasi seksual–enggak bisa dikotak-kotakkan begitu saja. Sebuah riset terkenal dari Dr. Alfred Kinsey malah menemukan bahwa kebanyakan orang enggak 100 persen heteroseksual atau homoseksual. Cara dia mencari tahu begini: daripada cuma nanya kamu suka sama lawan jenis atau sesama jenis, Dr. Kinsey menganalisa fantasi, mimpi, pikiran, keterikatan emosional, dan pengalaman seksual seseorang secara menyeluruh.

Dari perhitungannya, dia bikin skala penilaian dengan angka 0-6. Semakin rendah angka seseorang, semakin heteroseksual dia. Semakin tinggi angkanya, ia semakin homoseksual. Sementara, angka 3 mewakili orang yang berada persis di tengah-tengah. Hasilnya? Kebanyakan orang yang mengaku dirinya heteroseksual, justru mendapat nilai 1-3. Pun, kebanyakan orang yang merasa dirinya homoseksual mendapai nilai 3-5. Yang dapat nilai 0 (sepenuhnya heteroseksual) dan 6 (sepenuhnya homoseksual) malah dikit banget!

 

Seksualitas seseorang itu beragam dan cair. Hanya karena seseorang terlahir dengan alat kelamin laki-laki, bukan berarti saat beranjak dewasa dia akan merasa dirinya ‘laki-laki.’ Kelima aspek yang kami jelaskan di atas saling mempengaruhi, tapi tidak saling bergantung.

Masih punya pertanyaan? Langsung saja kabari kami di kolom komentar!

 

 

Sumber:

itspronouncedmetrosexual.com/2011/11/breaking-through-the-binary-gender-explained-using-continuums

itspronouncedmetrosexual.com/2015/03/the-genderbread-person-v3

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Artikel SobatASK Lainnya

Jelajahi berbagai informasi seputar kesehatan seksual dan reproduksi remaja dari sumber yang terpercaya.

Kamu Gak Sendirian!
Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.