Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

Waspada Jika Pacar Mulai Posesif

 

Pacaran kadang bisa bikin hati berbunga-bunga. Tapi kalau sampai membuat kita tidak bisa jadi diri sendiri bahkan jadi korban kekerasan oleh pacar sendiri, artinya kita harus mikir-mikir lagi nih, mau lanjut atau bahkan mau diakhiri.

2 1 - Gemilang Sehat

Remaja mana sih yang enggak senang pacaran? Menjalin hubungan yang lebih dekat atau spesial dengan teman sebaya ini menjadi aktivitas yang biasa dialami mulai saat pubertas, atau memasuki usia

3 1 - Gemilang Sehat

remaja sejak dahulu kala. Namun, pacaran pada usia remaja masih dianggap cinta yang main-main atau iseng-iseng saja, dikenal dengan istilah “cinta monyet”.

Nah justru ini yang membuat pacaran pada usia remaja seringkali luput dari perhatian, karena selalu dianggap remeh. Bahkan beberapa orang tua melarang anaknya untuk berpacaran tanpa alasan. Dradjat (dalam Willis, 1994 diakses melalui pkbi-diy.info), menyatakan bahwa remaja adalah usia transisi dari usia anak-anak yang penuh ketergantungan menuju ke usia yang mandiri dan bertanggung jawab. Nah pada masa ini Sobat Remaja akan mengalami penyesuaian diri antara perubahan emosi dan tekanan sosial.

Maka, semestinya hubungan pacaran menjadi ruang bagi Sobat remaja untuk mengenal lebih jauh diri dan orang terdekat kalian yang lebih spesial dari sekadar teman. Ceileh! Larangan untuk pacaran, malah membuat remaja tetap pacaran tanpa sepengetahuan orang tua, atau dikenal dengan istilah backstreet.

Dunia percintaan remaja yang penuh dengan dag dig dug duer bak naik roller coaster di Dufan ini dirasa dekat dengan keseharian. Sehingga banyak sineas yang mengangkatnya ke televisi dan layar lebar. Seperti drama Korea The Heirs (2013), film Posesif (2017), Dilan 1990 (2018), Dua Garis Biru (2019), Sex Education (2019), dan banyak lagi. Sobat remaja sudah pada nonton semua film-film ini kan?

Keempat film tersebut mengangkat fenomena kisah cinta remaja dengan berbagai permasalahan di dalamnya. Artinya bahwa masa-masa remaja tidak bisa di-skip begitu saja dengan cerita percintaannya.  Seperti indahnya saat jatuh cinta, hancurnya saat cinta bertepuk sebelah tangan, putus cinta dan perselingkuhan dalam pacaran. Selain itu juga mengangkat hal-hal genting yang harus menjadi perhatian kita bersama seperti kehamilan remaja, kekerasan dalam pacaran, bullying, dan pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi.

Film Posesif karya sineas muda Indonesia Edwin, menggambarkan sisi gelap dalam percintaan remaja. Mata kita seakan dibukakan lebar-lebar disadarkan bahwa dalam hubungan pacaran remaja enggak Cuma manis-manis aja lho. Enggak cuma unyu-unyu doang! Remaja bisa tenggelam dalam percintaan yang beracun (toxic relationship). Kekerasan dalam pacaran itu ada di sekitar kita.

5 1 - Gemilang Sehat

Katanya sayang, tapi kok …

Kisah cinta Lala dan Yudhis dalam film Posesif menggambarkan bahwa jatuh cinta kala remaja itu memang enggak bisa dianggap main-main. Pacaran dua sejoli yang berawal berbunga-bunga, dalam prosesnya bisa saja berduri dengan sikap posesif Yudhis terhadap lala. Bahkan Yudhis tidak membiarkan Lala punya kehidupannya sendiri. Dari situ benih kekerasan timbul, yang meruntuhkan cita-cita Lala sebagai atlet loncat indah. Di akhir cerita, Yudhis pun terjebak dalam lingkaran kekerasan keluarganya. Yudhis diberlakukan posesif dan mengalami kekerasan dalam keluarganya. Duh!

4 1 - Gemilang Sehat

Ya, kalau sudah demikian kemudian manis-manis pacaran remaja berganti getir bahkan menyeramkan.  Kisah kekerasan dalam pacaran juga pernah dialami oleh salah satu penyiar radio remaja di Jakarta. “Dulu aku pernah dipukulin sama mantan aku, dan bodohnya pacarannya lama banget pula, sekitar 8 tahunan dari masih SMP. Aku pernah dilempar sepatu, dipukul pake helm, ditampar abis perform cheers sampe pingsan, dipukulin di dalem mobil. Sumpah inget ini sedih banget sampai enggak bisa gerak, udah gitu diselingkuhin lagi!” tulisnya pada status Facebook-nya, Oktober 2018.

Sobat Remaja, ternyata semakin jelas bahwa Kekerasan Dalam Pacaran bukan hal yang remeh temeh. Ada peneliti yang membahasnya secara ilmiah. MIsalnya, Dian Ariestina pada tahun 2009 pernah meneliti tentang Kekerasan Dalam Pacaran pada Siswi SMA di Jakarta. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa banyak yang beranggapan bahwa dalam berpacaran tidak mungkin terjadi kekerasan, karena masa berpacaran umumnya adalah masa yang penuh dengan peristiwa indah yang diwarnai tingkah laku dan kata-kata yang manis (diakses melalui https://media.neliti.com/media/publications/39577-ID-kekerasan-dalam-pacaran-pada-siswi-sma-di-jakarta.pdf).

6 1 - Gemilang Sehat

Berdasarkan Catatan Tahunan (Catahu) Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) 2018, dari 13.384 kasus kekerasan yang tercatat, jumlah kekerasan dalam pacaran mencapai 1.873 kasus. Yang paling banyak dilaporkan (41%) adalah kekerasan fisik seperti mencakar, meninju, menendang, melempar suatu benda, menarik rambut dan menarik pakaian.

7 1 - Gemilang Sehat

Kekerasan dalam pacaran remaja dibagi menjadi empat, yakni kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan psikis, dan menguntit (stalking). Kekerasan fisik terjadi ketika seseorang remaja mendapatkan serangan fisik berupa pukulan, tendangan, dll. Kekerasan seksual adalah melakukan kekerasan dalam bentuk aktivitas seksual, sentuhan seksual atau aktivitas membagikan foto telanjang atau aktivitas seksual dengan pacar tanpa persetujuan pacar. Kekerasan psikis yakni penggunaan komunikasi verbal ataupun non verbal yang bertujuan untuk menyerang mental atau emosional seseorang. Menguntit (stalking) adalah tindakan tidak diinginkan berulang yang dilakukan oleh pasangan untuk membuntuti, mencari tahu berlebihan sehingga menyebabkan pasangannya tidak aman dan nyaman, bahkan sangat terganggu (Preventing Teen Dating Violence Factsheet, diakses melalui https://www.cdc.gov/).

Lantas bagaimana kalau pacar kita posesif? Posesif itu berlandaskan kecemburuan, yang akan menghancurkan hubungan pacaran, namun juga bisa lambat laun menghancurkan perasaan diri sendiri. Karena berhubungan dengan perasaan ketakutan ditinggalkan, takut dikhianati dan tidak merasa aman sebagai seorang individu. Orang yang memiliki sikap posesif memiliki latar belakang masa kecil yang kesepian sampai mengalami diskriminasi bahkan kekerasan, hingga memiliki self esteem (penghargaan diri) yang rendah (https://exploringyourmind.com/truth-possessiveness-love/). Berdasarkan data dan fakta yang ada, posesif juga salah satu faktor yang berpotensi menjadi pintu gerbang kekerasan dalam pacaran.

8 1 - Gemilang Sehat

Membangun hubungan yang sehat

9 - Gemilang Sehat

Hubungan yang sehat menurut Centers for Disease Control and Prevention (2005) mencakup kesetaraan dengan pasangan, kejujuran, keamanan diri, saling menghormati, kenyamanan dan independen. Nah, pacar yang posesif sudah mencederai hubungan pacaran yang sehat.

Bagaimana cara membangun hubungan yang sehat dalam pacaran?

  1. Menghormati satu sama lain

10 - Gemilang Sehat

Sebagai pacar wajib hukumnya untuk saling menghormati (respect) berbagai perbedaan yang melekat satu sama lain. Termasuk hak untuk memilih hal-hal yang disukai. Kita tidak bisa memaksakan pacar untuk menuruti apa yang kita mau. Pun, dengan dalih cinta kita bisa terus-terusan minta dikabari setiap jam. Lah mohon maaf nih, situ pacar apa satpam! Kalau pacarmu sudah melakukan iru, berarti ia sudah mencoba untuk mengontrol hubungan kalian. Termasuk cara kalian berpakaian, penggunaan media sosial, dll. Termasuk, memaksa untuk melakukan hubungan seksual. Nah, kalau udah begini hanya satu kata: Putusin!

  1. Membangun kepercayaan

 

 

11 - Gemilang Sehat

Pacaran juga adalah momentum untuk belajar saling mempercayai. Masa remaja kan masa untuk banyak mengenal berbagai karakter. Jadi, wajar aja kalau jaringan pertemanannya banyak. Atau banyak kegiatan. Nah pacar yang posesif enggak percaya sama apapun yang dikatakan pasangannya. Ujung-ujungnya nuduh macam-macam termasuk memfitnah selingkuh. Nah kalau dari pacaran aja udah enggak percayaan gimana mau membina rumah tangga? Eaaaaaa…

  1. Menyelesaikan masalah dengan solusi, bukan sok aksi

12 - Gemilang Sehat

Pacaran adalah tempat kita belajar berkomunikasi mencari titik tengah penyelesaian masalah. Pacaran yang sehat berarti menyelesaikan masalah dengan akal sehat. Meskipun masa remaja emosi bergejolak, tapi tetap kedepankan solusi penyelesaian masalah. Sikap mudah marah lalu mengancam-ngancam itu harus dihindari. Lah lah kamu ini pacar atau preman?

13 - Gemilang Sehat

Nah jika sobat remaja masih kebingungan atau punya banyak pertanyaan, jangan malu-malu untuk cari informasi dan konsultasi ke sobatask.id.

 

Penulis : Ryan A. Syakur

Editor  : Resti dan Dewi

 

Glosarium

 

Kekerasan Dalam Pacaran : Segala bentuk kekerasan yang terjadi dalam hubungan pacaran, bentuknya bisa berupa kekerasan secara fisik, verbal, ekonomi, maupun seksual.

 

Posesif (dalam hubungan) : Sifat yang membuat seseorang merasa menjadi pemilik. Dengan kata lain, orang dengan sifat ini merasa bahwa pasangannya adalah miliknya, sehingga ia akan melakukan apa pun agar tidak kehilangan pasangannya.

 

Self Esteem (Penghargaan Diri) : Pandangan keseluruhan dari individu tentang dirinya sendiri.

 

 

Referensi

 

Breiding MJ, Basile KC, Smith SG, Black MC, Mahendra RR. (2015). Intimate partner violence surveillance: uniform definitions and recommended data elements, version 2.0. Atlanta, GA: National Center for Injury Prevention and Control, Centers for Disease Control and Prevention.

 

Willis, S. S. (1994). Problem remaja dan pemecahannya. Bandung: Angkasa.

 

https://pkbi-diy.info/tumbuh-kembang-remaja/

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2017/07/20/120000720/sikap-posesif-yang-berpotensi-merusak-hubungan

 

https://www.cdc.gov/violenceprevention/intimatepartnerviolence/teendatingviolence/fastfact.html

 

https://media.neliti.com/media/publications/39577-ID-kekerasan-dalam-pacaran-pada-siswi-sma-di-jakarta.pdf

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.