“Laki-Laki Peduli” : Bekerjasama untuk meningkatkan status kesehatan perempuan
Jakarta (25/11). Indonesia memiliki status yang cukup darurat bagi perempuan. Setiap harinya 44 perempuan di Indonesia meninggal karena proses melahirkan. Setiap tahun angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) tidak turun dan cenderung meningkat. Sebanyak 119.107 perempuan melaporkan kekerasan yang dialami di dalam rumah. Keterlibatan laki-laki untuk memutus rantai ini sangat diperlukan.
“Kekerasan terhadap perempuan memiliki akar yang kuat dengan nilai bagaimana lelaki seharusnya bersikap dan bertindak. Di dalam masyarakat Indonesia, laki-laki diposisikan harus menjadi pemimpin dengan beragam harapan seperti kuat, kasar, pemberani, pencari nafkah utama, egois, rasional dan sifat maskulin lainnya. Nilai maskulinitas ini menjadikan kekerasan terhadap perempuan dianggap sebagai hal wajar,” tandas Chika Noya, Program Manager SGBV RutgersWPF Indonesia yang akan meluncurkan program Laki-Laki Peduli pada Rabu, 27 November 2013 di Balai Kartini.
Kuatnya nilai maskulinitas ini memiliki dampak yang sangat kuat terhadap kesehatan perempuan. Salah satu contohnya perempuan sering berjuang sendirian untuk menjaga kehamilannya karena dianggap bukan peran laki-laki. Hal ini menjadikan laki-laki membuat jarak terhadap masalah-masalah yang dialami perempuan. Membagi peran dan tanggung jawab yang setara dalam keluarga belum menjadi prioritas laki-laki. Sebagaimana seperti pendahulunya, laki-laki dituntut untuk bersikap tegas dan cenderung memakai kekerasan untuk mengatasi persoalan. Hal ini menjadi perhatian program Laki-Laki Peduli untuk melibatkan lelaki sebagai aktor penting untuk menghapus kekerasan dan meningkatkan kesehatan perempuan.
“Dari berbagai temuan program dan riset di seluruh dunia, muncul kesadaran untuk memutus siklus kekerasan dengan melibatkan laki-laki sebagai target dalam intervensi perubahan perilaku.
Banyak perempuan, baik penyintas KDRT (survivor) maupun yang memberikan layanan, menyadari bahwa KDRT tidak akan dapat dihapuskan bila intervensi hanya difokuskan pada perempuan. Bahkan kebutuhan untuk melakukan intervensi pada laki-laki ini juga diungkapkan oleh 80-90% perempuan penyintas KDRT yang ingin mempertahankan rumah tangganya,” tambah Chika Noya.
Laki-laki perlu untuk terlibat aktif dalam pengasuhan, menjaga kehamilan, proses persalinan, dan membagi pekerjaan rumah tangga sehingga keadilan dan kesetaraan dapat tercapai. Laki-laki harus dapat mengubah pandangan kesehariannya, dari yang diskriminatif terhadap perempuan hingga lebih menghargai relasi, bersikap adil, dan mendukung kesetaraan.
Jadi, saatnya Laki-laki PEDULI.
Progam Laki-Laki Peduli adalah bagian dari program global MEN CARE+ yang dikembangkan dari prinsip pelibatan laki-laki untuk berperan setara dalam proses pengasuhan dan berperan serta meningkatkan kualitas kesehatan perempuan juga mengubah perilakunya yang tidak menggunakan kekerasan sehingga dapat menjadi pasangan yang saling menghormati.
Program MEN CARE+ dilakukan di empat negara di dunia yaitu Indonesia, Brazil, Afrika Selatan dan Rwanda. Di Indonesia gerakan MEN CARE+ dikenal dengan nama LAKI-LAKI PEDULI ; Bekerjasama Untuk Kesetaraan. Program ini dilaksanakan di empat provinsi di Indonesia yaitu Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Lampung dengan mitra RutgersWPF Indonesia yaitu Women’s Crisis Centre Rifka Annisa, Yayasan Pulih, Aliansi Laki-Laki Baru, PKBI Jawa Timur, PKBI Lampung dan Yayasan Kalyana Shira.
Kegiatan yang dilakukan dalam program Laki-Laki Peduli:
- Pendidikan sebaya dengan kelompok ayah dan pasangannya tentang isu seksualitas dan kesehatan reproduksi, kesetaraan Gender, pengasuhan dan pentingnya melibatkan laki-laki dalam proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan.
- Pendidikan sebaya dengan kelompok laki-laki muda tentang isu maskulinitas, kekerasan terhadap perempuan dan akses layanan untuk seksualitas dan kesehatan reproduksi.
- Melibatkan sektor kesehatan dan pemerintah untuk mendukung program pelibatan laki-laki dalam menghentikan kekerasan terhadap perempuan dengan mengakses layanan konseling untuk laki-laki dalam konteks Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
- Advokasi dan membangun kemitraan dengan organisasi sipil dan pemerintah mengenai isu ini.
Dengan berjalannya program Men Care+ / Laki-Laki Peduli di Indonesia, diharapkan akan tumbuh penghormatan lebih besar pada isu kemanusiaan dan hak-hak kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi perempuan.
Kontak
Chika Noya – Program Manager SGBV RutgersWPF Indonesia
Rinaldi Ridwan – Communication Officer RutgersWPF Indonesia – 081311413096
Facebook Page : Laki-Laki Peduli
Twitter : @laki2peduli
Email : lakilakipeduli@rutgerswpfindo.org ; rinaldi@rutgerswpfindo.org