Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

4 Fakta tentang Sunat Perempuan

Buat para pembaca perempuan di SobatASK: berapa orang yang pernah disunat?

Mungkin, saat kamu masih bayi, orang tuamu pernah menyunatmu. Entah karena itu tradisi atau karena kepercayaan tertentu. Tergantung cara praktiknya, sunat perempuan disebut oleh World Health Organization (WHO) sebagai salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia dan perempuan?

Memangnya apa yang dimaksud dengan sunat perempuan dan bagian mana yang enggak boleh? berikut Fakta tentang Sunat Perempuan

 

Ada Empat Jenis Sunat Perempuan

Berbagai suku bangsa di dunia melakukan sunat dengan caranya masing-masing. Namun, sebenarnya kebanyakan praktik ini terbilang berbahaya, lho. Ada empat jenis sunat perempuan yang biasa terjadi. Pertama, clitoridectomy, yakni dipotongnya sebagian atau seluruh bagian dari klitoris (salah satu bagian dari alat kelamin perempuan) dan kulit di sekitar klitoris.

Jenis kedua, excision, adalah dipotongnya seluruh atau sebagian dari klitoris dan labia minora, sekaligus sebagian dari labia majora. Artinya, bagian besar dari vagina sudah disunat.

Jenis ketiga, yang berbahaya banget, adalah infibulation. Bagian terbuka dari vagina ditutup sebagian dengan memotong dan menempatkan ulang labia minora atau labia majora. Intinya, sebagian dari alat kelamin perempuan dijahit dan ditutup.

Sedangkan tipe keempat mencakup metode sunat perempuan lain yang menusuk, memotong, membakar, atau menjahit vagina.

 

Enggak Ada Manfaat Kesehatannya

Tidak ada manfaat kesehatan dari sunat perempuan. Seperti dikutip dari situs resmi WHO, sunat perempuan “mengganggu fungsi alami dari tubuh perempuan”, terutama jika sunat tipe 3 dan 4 yang dilakukan.

Dalam jangka pendek, korban sunat perempuan bisa mengalami rasa sakit yang luar biasa, pendarahan, demam, infeksi seperti tetanus, permasalahan dalam buang air, syok, bahkan kematian.

Sementara dalam jangka panjang, korban bisa mengalami penyakit kelamin seperti bacterial vaginosis, masalah dengan menstruasi, masalah seksual seperti rasa sakit saat berhubungan seks, bertambah risiko komplikasi saat melahirkan anak, hingga masalah psikologis seperti depresi.

 

Berlanjut Karena Budaya

Kalau sudah jelas berbahaya, kenapa sunat perempuan masih berlanjut? Sederhana, karena budaya.

Seringkali, sunat perempuan dianggap perlu untuk “mengurangi hasrat seksual” seorang perempuan, sehingga ia tak terdorong untuk berzina. Perempuan yang belum disunat juga kadang dianggap belum dewasa dan tidak pantas dinikahi. Di sini juga terlihat faktor relasi gender yang membedakan antara sunat perempuan dan sunat laki-laki. Sunat perempuan ada yang bertujuan untuk menekan hasrat seksual, ada faktor penekanan dan kontrol terhadap tubuh perempuan.

 

Masih Banyak yang Berisiko

Walau kampanye untuk mengakhiri sunat perempuan terus berlangsung (termasuk di Indonesia!), masih banyak perempuan yang terancam menjadi korban sunat perempuan. Tercatat, lebih dari 200 juta anak dan perempuan yang hidup hari ini pernah menjadi korban sunat perempuan. Setiap tahunnya, lebih dari 3 juta orang perempuan terancam menjadi korban sunat perempuan.

 

fgm infographic 3 - Gemilang Sehat

 

Sumber
who.int/mediacentre/factsheets/fs241/en/
nhs.uk/Conditions/female-genital-mutilation/Pages/Introduction.aspx

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Artikel SobatASK Lainnya

Jelajahi berbagai informasi seputar kesehatan seksual dan reproduksi remaja dari sumber yang terpercaya.

Kamu Gak Sendirian!
Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.