Dideketin sama orang pasti bikin kamu merasa berdebar-debar. Mungkin kamu seneng karena dia keren, pinter, dan romantis, tapi kenapa perasaanmu enggak enak, ya?
Ngegodain alias pedekate yang wajar itu beda tipis sama pelecehan seksual, lho. Biar kamu enggak bingung gimana nanggepinnya kalau dideketin sama orang, baca dulu nih:
1. Apakah dia bikin kamu enggak nyaman?
Salah satu bedanya pelecehan dan pendekatan yang wajar adalah konsen. Atau gampangnya, apakah kamu nyaman dan enggak keberatan dideketin sama orang itu.
Mau dia cuma ngajak ngobrol kamu di kantin atau ngirimin kamu bunga satu lusin ke rumah, yang dia lakukan enggak bisa dianggap pendekatan biasa kalau kamu sendiri enggak nyaman. Mungkin dia belum tentu bermaksud melecehkan kamu. Tapi, selama kamu merasa tidak enak, kamu tetap berhak menolak.
2. Apakah kamu udah menunjukkan atau bahkan bilang kalau kamu enggak tertarik, tapi dia terus ngedeketin?
Kamu bisa menunjukkan penolakan dan ketidaknyamanan kamu lewat berbagai cara. Bisa saja kamu blak-blakan bilang enggak tertarik, atau kamu cuma enggak merespon dan ngeliatin dia aja. Apapun yang terjadi, saat kamu sudah menunjukkan bahwa kamu tidak tertarik atau tidak nyaman, harusnya dia tidak mengganggu kamu lagi.
Orang yang berusaha banget untuk ngerebut hati kamu memang romantis. Tapi, kalau dia sampai enggak paham batas dan enggak menghormati kenyamanan dan perasaan kamu, artinya dia sudah melakukan pelecehan.
3. Apakah dia peduli pada respon kamu?
Ini berhubungan sama nomor dua. Kalau kamu menolak, respon dia bisa menunjukkan apakah dia sedang melakukan pelecehan atau tidak. Dia bisa saja menghalang-halangi kamu saat mencoba pergi, tertawa dan bilang kamu jangan terlalu baper atau sensian, atau malah marah dan maksa kamu. Semuanya nunjukkin kalau dia sedang melakukan pelecehan, bukan sekedar ngegodain.
Ini juga berlaku kalau kamu tidak berada dalam posisi untuk merespon atau menunjukkan ketidaknyamanan kamu. Kalau kamu digodain sama orang yang lewat di jalan, misalnya, kamu belum tentu bisa merespon atau berinteraksi sama mereka untuk menunjukkan bahwa kamu enggak nyaman. Yang mereka lakukan bukan cuma ngegodain. Mereka sudah melecehkan kamu.
4. Apakah kamu bisa dieksploitasi sama dia?
Ada saat-saat tertentu yang enggak pantas untuk ngegodain orang, dan ada orang-orang tertentu yang harusnya enggak boleh ngegodain kamu. Kamu dan orang yang ngegodain harusnya setara, enggak boleh ada ketimpangan kuasa.
Eh, apaan?
Misalnya begini: guru kamu nawarin naikkin nilai UN kamu, asal kamu mau jalan sama dia. Atau, saat kamu wawancara kerja, orang yang wawancara kamu bilang kamu enggak akan diterima kecuali kamu mau cium pipi dia.
Saat itu terjadi, kamu sebenarnya belum tentu mau melakukan. Tapi kamu jadi susah untuk menolak, karena dia punya kuasa yang lebih banyak dari kamu. Walhasil, kamu jadi terjebak antara menolak, atau melakukan sesuatu yang sebenarnya enggak kamu mau.
Ini alasan kenapa hubungan khusus antara guru/dosen dengan murid serta hubungan antara bos dan bawahan biasanya dilarang. Hubungan khusus antara kalian bisa menciptakan apa yang disebut sebagai konflik kepentingan.
Kalau kamu jadi korban pelecehan, jangan khawatir karena #KamuTidakSendirian. SobatASK kenal banyak konselor, klinik, dan teman-teman lainnya yang bisa jadi teman ngobrol dan konseling kamu. Buka-buka aja di Direktori Layanan kami, atau chat kami di bawah! 🙂
Sumber:
http://www.pamf.org/teen/abc/sex/flirting.html
http://www.theguardian.com/lifeandstyle/womens-blog/2014/apr/10/sexual-harassment-flirting-six-differences