Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

5 Langkah Kalau Kamu Hamil dan Dikeluarkan dari Sekolah

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”DENGAR”]
Salah satu hal menyusahkan yang paling sering terjadi pada korban Kehamilan Tidak Diinginkan adalah dikeluarkan dari sekolah. Yang bikin garuk-garuk kepala, biasanya hanya perempuan yang hamil yang dikeluarkan, sementara laki-laki yang menghamili biasanya hanya diskors atau malah tidak dihukum apa-apa. Terlepas dari hal tersebut ini, para korban KTD yang dikeluarkan dari sekolah berhadapan dengan pertanyaan sulit: aku harus bagaimana sekarang?

Jangan khawatir, kami punya beberapa tips bagi perempuan yang mengalami KTD, dikeluarkan dari sekolah, dan ingin melanjutkan pendidikan.

img 5fdc48d5c89ae - Gemilang Sehat

Periksakan Kesehatan Tubuhmu

Sebelum kita bicara soal nasib pendidikanmu, kita harus memastikan bahwa tubuhmu dan janinmu baik-baik saja. Kebanyakan ahli sepakat bahwa rahim perempuan baru matang sempurna pada usia 19 tahun dan karena itu perempuan hamil yang berusia di bawah 19 tahun lebih berisiko mengalami komplikasi kehamilan dan bahkan kematian. Duh!

Oleh karena itu, jangan tunda-tunda lagi. Segera mampir ke klinik terdekat untuk memeriksakan kesehatan tubuhmu. Selain memeriksa kesehatan janin, kamu juga perlu memeriksa apakah kamu terpapar Infeksi Menular Seksual. Kamu enggak mau sudah jatuh, tertimpa tangga, kan?

Semisal kamu takut dihakimi oleh perawat dan dokter yang enggak asyik, jangan khawatir. Kamu bisa buka Direktori Layanan kami untuk mencari klinik yang ramah remaja di sekitarmu.

 

Temui Konselor

Pas kamu lagi ke klinik, biasanya klinik yang ramah remaja juga menyediakan layanan konseling, termasuk bagi remaja yang mengalami KTD. Konselor ini ada yang sudah berpengalaman dan tahu apa-apa yang harus dilakukan, tapi biasanya ada juga yang sebaya dan lebih nyaman kalau diajak ngobrol oleh sesama anak muda.

Konselor enggak cuma bisa membantu kamu tahu langkah medis apa saja yang perlu kamu ambil supaya kesehatan fisik kamu terjaga, mereka juga bisa jadi teman curhat dan teman bertanya kamu supaya kesehatan mentalmu terjaga. Selain ngobrol dengan keluarga dan sahabat, konselor ini juga bisa jadi sumber dukungan yang pas.

 

Tentukan Pilihan untuk Janinmu

Secara keseluruhan, ada dua pilihan untuk korban KTD: mempertahankan kehamilan atau menghentikan kehamilan. Khusus pilihan kedua, secara hukum Indonesia tidak memperbolehkan penghentian kehamilan kecuali kamu korban kekerasan seksual, atau jika kehamilan tersebut membahayakan nyawamu. Tapi, kalau mau tahu lebih lengkap soal pilihan ini, serius deh: baiknya, kamu ngobrol sama konselormu.

Semisal kamu memutuskan untuk mempertahankan bayi tersebut, kamu perlu memikirkan bagaimana bayi tersebut akan diasuh? Iya, kamu mungkin masih punya banyak mimpi dan masih ingin melanjutkan pendidikan, tapi bayi itu adalah manusia yang juga perlu diurus. Apakah kamu akan meminta orang tua kamu membantu mengasuhnya? Apakah kamu akan bekerja –paruh waktu maupun purna waktu – untuk membiayai bayi tersebut? Jika pasanganmu masih ada, apakah dia mau bertanggungjawab atas anak tersebut? Ingat, bertanggungjawab bukan berarti menikahi. Mungkin, dia tidak mau menikahi, tapi setidaknya dia mau ikut membantu membiayai hidup anak itu.

Di saat ini, jangan panik atau pusing soal kamu akan dinikahi atau tidak dulu. Nyawa dan nasib janin kamu lebih penting. Kamu harus memastikan bahwa dia akan diurus, akan hidup dengan nyaman, dan bisa memiliki kehidupan yang baik.

 

Cari Ujian Paket

Sebenarnya, kamu tetap berhak melanjutkan pendidikan dan bersekolah–termasuk mengikuti ujian. Ambil contoh kasus NW, warga Medan berusia 16 tahun yang dihamili pacarnya dan dilarang mengikuti UN karena dia hamil. Melalui Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Medan, ia menempuh jalur hukum agar ia dapat mengikuti ujian sekolah, dan menyelesaikan pendidikannya.

Namun, tidak semua kasus seperti ini berhasil–ini realita yang menyebalkan, tapi kadang harus dihadapi oleh banyak orang, termasuk mungkin olehmu. Apabila kamu tidak bisa melanjutkan pendidikan di sekolah, salah satu pilihan utama untukmu adalah mengikuti ujian paket–tepatnya Paket B untuk ujian kelulusan setara SMP dan Paket C untuk ujian kelulusan setara SMA.

Ujian Paket seperti ini terbuka untuk siapa saja, diadakan setiap tahun, materinya kurang lebih sama dengan materi UN, dan ijazahnya dianggap setara dengan ijazah UN. Maka ke depannya Perguruan Tinggi mana pun tidak berhak menolakmu hanya karena ijazahmu ijazah paket dan kantor mana pun tidak berhak bilang bahwa ijazahmu tidak sah.

Dari mana kami tahu bahwa ijazah paket itu setara dan pada praktiknya harus tetap dianggap setara? Pertama, karena hukum bilang begitu. Kedua, karena mimin sendiri lulusan Paket C dan tidak menjadi halangan bagi mimin. ☺

 

Ikut Universitas Terbuka atau Kelas Karyawan

Jika kamu ingin melanjutkan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi, kamu bisa mengikuti Universitas Terbuka atau kelas karyawan. Keduanya biasanya mematok biaya yang jauh lebih murah daripada Universitas Negeri maupun Swasta kebanyakan, dan lebih fleksibel dari segi jam belajar. Untuk kelas karyawan, mereka biasanya menyesuaikan dengan jadwal kerja mahasiswanya, sehingga kamu bisa mengambil kelas malam atau kelas di akhir pekan.

Untuk Universitas Terbuka, malah kamu bisa mengambil kuliah yang sepenuhnya online, sehingga kamu bisa mengerjakan kuliah sembari bekerja. Yang kamu perlukan cuma koneksi internet yang agak masuk akal dan komputer–saran kami, jika kamu ikut UT, rajin-rajinlah menumpang WiFi di kantor atau mampir ke warnet untuk mengerjakan tugasmu.

 

Perlu diingat bahwa hidupmu belum berakhir hanya karena kamu hamil. Kamu masih punya masa depan yang panjang, kamu masih punya banyak pilihan untuk hidupmu, dan kamu masih berhak hidup bahagia dan meraih cita-cita kamu. Apakah kamu perlu berjuang lebih keras? Oh, tentu saja. Tapi, kesuksesan mana sih yang bisa diraih tanpa kerja keras?

Kesulitan yang kamu alami sekarang nantinya hanya akan bikin kamu lebih tangguh, lebih cerdas, dan lebih bijaksana. Jadi, jangan menyerah!

 

 

Sumber:
daerah.sindonews.com/read/1197280/191/hamil-tua-siswi-sma-ini-tak-boleh-ikut-un-1492199886
regional.kompas.com/read/2012/04/09/17400856/BSNP.Tidak.Boleh.Larang.Siswi.Hamil.Ikut.UN.
magdalene.co/news-1278-hak-kesehatan-remaja-yang-terabaikan-.html

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.