Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

Tentang Gender dan Contoh Gender sebagai Konstruksi Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari

Tentu kamu sering mendengar istilah ‘kesetaraan gender’, bukan? Kalau kesetaraan, tahu lah ya artinya. Tapi, apakah kamu tahu dan benar-benar paham makna dari gender?

“Gender itu bukannya kodrat, ya? Misalnya, kodratnya perempuan itu ya memasak, mengurus anak”.

Hmmm kan, keliru. Gender itu jelas beda dengan kodrat. Lagian kodratnya perempuan itu bukannya memasak dan mengurus anak, lo.

Apa itu gender?

Tentang Gender dan Contoh Gender sebagai Konstruksi Sosial dalam Kehidupan Sehari har 2 - Gemilang Sehat

Menurut WHO, gender mengacu pada karakteristik perempuan dan laki-laki yang dikonstruksi secara sosial. Hal ini termasuk norma, perilaku, dan peran yang terkait dengan menjadi seorang perempuan atau laki-laki, serta hubungan satu sama lain. Sebagai konstruksi sosial, gender bervariasi dari masyarakat ke masyarakat dan dapat berubah dari waktu ke waktu.

Duh, teoritis banget sih?! Gini deh, yuk, Rutgers ajak kamu untuk mengenali perbedaan antara gender dan jenis kelamin (seks). Barangkali kamu lebih bisa memahami.

Apa bedanya konsep gender dengan jenis kelamin (seks)?

Tentang Gender dan Contoh Gender sebagai Konstruksi Sosial dalam Kehidupan Sehari har 3 - Gemilang Sehat

Jenis kelamin:

  • Perbedaan yang sifatnya biologis dan kodrati antara laki-laki dan perempuan yang sudah dibawa sejak lahir. Perbedaan ini meliputi kromosom, organ seksual-reproduksi, hormon, dan karakteristik fisik.
  • Perempuan mempunyai fungsi reproduksi seperti menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui; sedangkan laki-Iaki mempunyai fungsi membuahi.
  • Peran reproduksi bersifat permanen, universal, enggak bisa dipertukarkan, dan enggak terpengaruh ruang dan waktu. Misalnya, sekali menjadi perempuan, maka akan tetap menjadi perempuan yang bisa menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui. Begitu pun dengan laki-laki.

Gender:

  • Pembedaan (bukan perbedaan) antara laki-laki dan perempuan dalam bentuk nilai, posisi, peran, maupun hubungan yang dibentuk/konstruksi sosial. Karena dikonstruksikan secara sosial, maka sesungguhnya nilai, posisi, peran, dan hubungan-hubungan itu dapat diubah, dapat disepakati bersama, dan dapat memberikan keuntungan yang sama baik untuk laki-laki maupun perempuan.
  • Norma masyarakat yang umumnya mengatakan bahwa laki-laki memiliki sifat kuat, macho, percaya diri, egois, dan rasional, sedangkan perempuan memiliki sifat lembut, keibuan, penyabar, dan emosional, tidak selalu memberikan kebaikan baik bagi laki-laki maupun perempuan itu sendiri. Justru sebaliknya, norma-norma ini lebih banyak ‘menjebak’ pada ketidakadilan yang dapat kita lihat di sekeliling kita, misalnya perkawinan anak, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga dan lainnya.
  • Peran sosial bisa berubah atau dipertukarkan dan dipengaruhi oleh tempat, waktu, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan interpretasi agama.

Contoh gender sebagai konstruksi sosial di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa gender merupakan bentukan/konstruksi sosial budaya mengenai bagaimana laki-laki dan perempuan harus bersikap. Karena gender merupakan produk sosial budaya alias bukan kodrati, maka menjadi laki-laki dan perempuan pada satu budaya dan masyarakat yang satu bisa jadi akan berbeda dengan budaya dan masyarakat yang lainnya.

Berikut beberapa contoh anggapan atau bentukan sosial budaya mengenai gender baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat:

Tentang Gender dan Contoh Gender sebagai Konstruksi Sosial dalam Kehidupan Sehari har4 - Gemilang Sehat
  • Mengurus anak dan rumah tangga adalah kodrat perempuan. Padahal, laki-laki juga punya kewajiban dan tanggung jawab untuk mengurus anak dan rumah tangga.
  • Anak laki-laki dianggap lebih unggul dalam pelajaran olahraga dan matematika, sedangkan perempuan lebih menguasai pelajaran bahasa dan seni. Padahal, baik laki-laki maupun perempuan punya potensi yang sama dalam hal menguasai pelajaran di sekolah.
  • Perempuan dianggap sebagai sosok yang lemah dan pasif, sementara laki-laki dianggap kuat dan tangguh. Karenanya, perempuan sering diposisikan sebagai objek yang layak ‘diganggu’ oleh laki-laki, padahal ini adalah salah satu bentuk kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan.
  • Laki-laki dilarang menunjukkan emosinya dan dituntut untuk enggak menangis karena akan dianggap cengeng dan enggak maskulin. Padahal, baik laki-laki maupun perempuan berhak untuk mengekspresikan apa dan bagaimana pun yang dirasakannya.

Nah, konstruksi gender yang terlanjur melekat di masyarakat ini akan menghambat tercapainya keadilan dan kesetaraan gender. Dengan melihat beberapa contoh konstruksi gender di atas dan apa yang seharusnya diterapkan, harapannya kamu sebagai generasi muda bisa lebih peka dengan isu ketimpangan gender di masyarakat. Sehingga ke depan dapat menerapkan konstruksi gender yang lebih adil dan setara. Karena peran laki-laki dan perempuan itu sama derajatnya.

Tentang Gender dan Contoh Gender sebagai Konstruksi Sosial dalam Kehidupan Sehari har 5 - Gemilang Sehat

Sumber:

https://www.who.int/health-topics/gender#tab=tab_1

https://www.alodokter.com/memahami-pengertian-dan-perbedaan-gender-dengan-seks

https://elearning.menlhk.go.id/pluginfile.php/854/mod_resource/content/1/analisis%20gender /pengertian_gender.html

https://www.medicalnewstoday.com/articles/232363

https://elearning.rutgers.id/

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.