Semua orang pasti pernah mengalami trauma. Sebelumnya, kami sudah menulis tentang tanda-tanda kamu mengalami trauma dan sekarang kami ingin menjawab pertanyaan yang penting banget: bagaimana cara menghadapinya?
Jangan Diam di Tempat
Trauma akan mengganggu ritme tubuhmu dan membuat daya tahan tubuhmu amburadul. Pada dasarnya, badan dan otakmu berkonspirasi untuk membuatmu merasa enggak sehat dan enggak nyaman.
Maka, cobalah berolahraga. Jajal olahraga yang repetitif dan memaksa tangan dan kakimu bergerak–misalnya lari, berenang, futsal, atau basket. Cobalah untuk fokus pada pergerakan tubuhmu sendiri dan tata nafasmu.
Jangan Mengasingkan Diri
Salah satu dampak trauma adalah perasaan takut untuk berinteraksi dengan orang lain. Namun, berinteraksi dengan orang-orang terdekat justru bisa membantu kamu menyembuhkan diri dari trauma.
Kamu tidak perlu bicara secara blak-blakan tentang trauma itu sendiri, kalau kamu merasa belum siap. Tapi, kamu memang perlu mencoba bertemu orang lain, ikut serta dalam kegiatan sosial seperti nongkrong dan nonton bareng, dan mencari teman baru. Kamu tidak bisa dan tidak perlu menjalani semuanya sendiri. Cari dukungan dari orang-orang yang memang penting bagimu.
Cari Cara untuk Menenangkan Dirimu Sendiri
Ketika pikiranmu berkecamuk, cari cara untuk menenangkan diri. Kamu bisa mencoba mengatur nafas, misalnya. Caranya gampang: tarik nafas sebanyak 60 kali, sembari fokus pada setiap tarikan nafas. Kamu juga bisa mencari aroma, rasa, atau suara tertentu yang membuatmu merasa lebih tenang. Nyalakan lilin aromaterapi, dengarkan lagu favoritmu, dan cari cara-cara kecil lainnya yang bisa membuatmu lebih tenang.
Salah satu teknik yang biasa diajarkan psikolog adalah teknik grounding: duduk di sebuah kursi dan fokus pada rasa telapak kakimu menjejak tanah, serta perasaan punggungmu bersandar di kursi. Tarik nafas dalam-dalam, lihat sekeliling, dan cari enam benda dengan warna merah atau biru. Biasanya, teknik ini dipakai untuk membantu korban merasa lebih tenang, fokus, dan sadar akan sekelilingnya.
Jaga Kesehatanmu
Trauma psikologis seringkali juga berdampak ke kesehatan tubuh seseorang. Jaga pola tidurmu dan pastikan kamu tidur setidaknya 7-9 jam setiap malam. Coba atur pola tidurmu: tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari dan jadikan itu kebiasaan. Pola tidur yang baik akan membantumu lebih tenang.
Selain itu, jaga makanan dan minumanmu. Hindari alkohol, obat-obatan terlarang, dan rokok–ketiga hal ini bisa memperburuk gejala trauma dan malah membuat kesehatan tubuhmu memburuk. Hindari juga makanan yang sarat gula dan digoreng. Ganti dengan makanan yang kaya Omega-3, seperti ikan salmon, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Kamu juga bisa menjajal teknik-teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan latihan pernafasan. Buat kamu yang religius, sholat atau berdoa juga bisa membantumu menenangkan diri dan mencegah pikiranmu bercabang ke mana-mana.
Ngobrol dengan Konselor
Langkah 1 sampai 4 tentu perlu dilakukan, tapi langkah nomor lima tidak kalah penting. Seringkali, trauma tidak bisa diselesaikan dengan mudah. Banyak korban trauma perlu mengobrol dengan konselor, terutama karena trauma bisa membuat seseorang tak mampu berfungsi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Kalau kamu merasa perlu ketemu konselor, enggak usah malu. Malah, itu tanda bahwa kamu cukup berani dan punya kemauan untuk menghadapi masalahmu. Semisal kamu bingung harus cari konselor di mana, coba buka-buka Direktori Layanan kami dan Yayasan Pulih sebagai salah satu mitra kerja kami yang berpengalaman menangani trauma.