Sebelumnya, SobatASK pernah menulis tentang jenis-jenis infeksi menular seksual (IMS) yang bisa terjadi pada siapa saja (termasuk kamu), jika mereka melakukan perilaku seksual berisiko. Tapi, apa yang harus kamu lakukan kalau–kayaknya–kamu terkena IMS?
1. Cek gejalanya lagi.
Tidak semua IMS punya gejala yang langsung terlihat, tapi kamu perlu segera waspada jika terjadi sesuatu yang kelihatannya tidak beres atau tidak biasa. Bagi laki-laki, umumnya ada gejala seperti cairan tidak biasa yang keluar dari kepala penis, rasa sakit di buah zakar, atau rasa nyeri saat kencing. Bagi perempuan, umumnya ada cairan tidak biasa yang keluar dari vagina (seperti keputihan), pendarahan berlebihan saat menstruasi, dan perasaan sakit di perut bagian bawah.
Jika kamu merasakan gejala-gejala ini, ada baiknya kamu mempertimbangkan untuk cek lebih jauh ke klinik atau dokter.
2. Ingat-ingat kapan terakhir kali kamu melakukan aktivitas seksual.
Tergantung jenisnya, IMS dapat menular melalui aktivitas seksual; seperti seks vaginal, anal, dan oral. Sebelum cek ke dokter, ingat-ingat kembali kapan terakhir kali kamu melakukan aktivitas seksual dengan pasanganmu (atau orang lain), dan apakah kalian menggunakan kondom. Informasi ini penting diketahui oleh dokter yang nantinya akan memeriksa kesehatanmu.
3. Pastikan kamu dan pasanganmu sama-sama setia.
Mungkin kamu dan pasanganmu selalu menggunakan kondom saat melakukan aktivitas seksual. Tapi, belum tentu kamu atau pasanganmu melakukan hal yang sama dengan pasangan sebelumnya. Kalau dia pernah melakukan seks oral dengan mantannya tanpa memakai kondom, misalnya, penyakit yang sudah berkembang sejak jaman dia masih dengan mantannya bisa merembet ke kamu.
Ngobrolin hal ini pasti canggung. Tapi, percaya deh, penting sekali untuk jujur ke satu sama lain tentang hal ini, karena taruhannya bukan cuma kesehatanmu, tapi kesehatannya juga.
4. Ingat-ingat lagi, apakah kamu pernah tidak sadarkan diri?
Sayangnya, banyak perempuan (dan laki-laki) menjadi korban pelecehan seksual saat mereka sedang tak sadarkan diri–misalnya karena mabuk, pingsan, atau sakit. Bisa saja, pasanganmu atau orang lain melakukan aktivitas seksual padamu saat kamu tidak sadar, tanpa sepengetahuan atau seizinmu. Coba ingat-ingat lagi deh. Dan omong-omong, melakukan aktivitas seksual pada seseorang yang tidak sadar itu termasuk kekerasan seksual, dan bisa dituntut secara hukum, lho.
5. Cari klinik terdekat (JANGAN mengobati diri sendiri).
Memang, banyak IMS sangat berbahaya dan bisa mengancam kesehatan reproduksi, bahkan nyawa kamu. Tapi, faktanya hampir semua IMS bisa disembuhkan atau ditangani dengan obat-obatan dan terapi yang pas, dan bila terdeteksi tepat waktu. Karena itu, jangan mengobati diri sendiri atau mencoba-coba obat yang tidak diberikan oleh dokter beneran. Taruhannya nyawa.
Cari klinik terdekat dan dapatkan penanganan medis yang sesuai. Percaya deh, penanganan IMS itu lebih sederhana, lebih gampang, dan lebih murah dari yang kamu kira. Temui klinik terdekat denganmu di Direktori Layanan kami.
6. Evaluasi pilihanmu dengan konselor.
Kebanyakan klinik pasti menyediakan konselor yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kamu dan memberimu saran supaya hal serupa enggak terulang lagi. Selain itu, dia juga bisa memberimu saran soal apakah kamu perlu memberitahu orang tua dan pasanganmu, serta bagaimana sebaiknya kamu memberitahu mereka.
Jangan ragu-ragu untuk ngobrol dan menanyakan pertanyaan apapun yang masih mengganjal. Yang paling penting: dengarkan sarannya.
7. Belajar dari pengalamanmu.
Ada dua pilihan bagimu ke depannya supaya pengalaman tersebut tidak terulang. Kamu bisa saja memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas seksual lagi ke depannya–dan ini pilihan yang masuk akal. Enggak mungkin kena kalau enggak ikutan, kan?
Masalahnya, kecuali kamu sama sekali tidak berencana untuk berpasangan, menikah, atau punya anak, strategi ini tidak bisa bertahan selamanya. Jangan salah, kamu enggak akan terhindar dari IMS hanya karena kamu sudah menikah. Data dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2015 menunjukkan bahwa HIV & AIDS paling sering terjadi pada pasangan muda heteroseksual yang sudah menikah, dan ibu rumah tangga.
Kalau mau aman, pastikan bahwa kamu selalu menggunakan kondom dan rutin mengecek kesehatanmu ke klinik.
Sumber:
thestdproject.com/ultimate-std-reference-guide-before
www.nhs.uk/chq/Pages/962.aspx?CategoryID=118
Sumber:
jayroeder.com