Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

6 Jenis Pelecehan Seksual di Dunia Maya

Pelecehan seksual enggak cuma bisa terjadi di dunia nyata, tapi juga bisa terjadi di dunia maya. Menurut temuan Pew Research pada tahun 2014, sebanyak 19% pengguna internet pernah melihat pengguna internet lain jadi korban pelecehan seksual di dunia maya, dan 6% pengguna internet dunia justru pernah jadi korban pelecehan seksual.

Seperti apa sih bentuk-bentuk pelecehan seksual di dunia maya? Sebenarnya ada banyak, tapi kami mengumpulkan enam bentuk pelecehan seksual di dunia maya yang sering terjadi.

 

1. Dibanjiri Komentar di Media Sosial

Kamu pernah di-stalking orang di media sosial? Stalking yang satu ini lebih parah dari biasanya. Dia enggak cuma memperhatikan setiap posting-mu dan diam-diam saja, dia juga komentar di semua statusmu, like semua fotomu (termasuk foto yang sudah LAMA BANGET), dan jadi fans yang obsesif. Tapi, bakal jadi lebih parah kalau dia mulai…

 

2. Mengeluarkan Komentar Tidak Pantas

Dibilang ‘cantik’ atau ‘ganteng’ di media sosial mungkin menyenangkan. Tapi, kalau yang memuji itu stalker, malah jadi ngeri. Apalagi kalau dia mulai mengeluarkan komentar tidak pantas yang sifatnya menggoda, menjurus porno, dan membuatmu merasa enggak nyaman.

 

3. PDKT Paksa

Situasi bisa tambah parah kalau dia mulai menghubungimu secara pribadi, seperti lewat inbox atau chat. Awalnya, mungkin dia sok sopan dan basa-basi. Namun, kalau kamu enggak menanggapi seperti yang dia mau, dia mungkin akan terus memaksa dan membuatmu merasa enggak nyaman.

Beberapa pelaku pelecehan seksual di ranah online bahkan memaksa korbannya untuk bertemu langsung atau menghina korbannya. Kadang pelaku juga mengirimkan konten yang porno ke korban entah lewat chat pribadi atau di-posting di akun media sosial korban.

 

4. Meretas (hacking) Akun

Ini level yang agak parah, tapi enggak sekali-dua kali terjadi. Kadang, pelaku pelecehan seksual di ranah online akan meretas akun korban dan mengambil berbagai informasi pribadi korban. Lebih parah lagi kalau pelaku berpura-pura menjadi korban dan mengirimkan chat ke teman-teman korban atau orang yang tidak dikenal.

Kalau dia enggak mampu meretas akun orang atau enggak punya biaya untuk membayar hacker, biasanya pelaku juga…

 

5. Membuat Akun Palsu

Polanya mudah ditebak, tapi tetap mengerikan. Dia ambil foto-fotomu dan sedikit detail pribadimu, lalu membuat akun palsu; entah dengan namamu, atau nama palsu yang enggak jelas. Akun palsu ini bisa penuh dengan status-status ngaco atau digunakan untuk mempermalukanmu.

 

6. Menyebar Informasi Pribadi Tanpa Izin alias Doxing

Tindakan ini juga dikenal dengan istilah doxing. Nama lengkapmu, alamatmu, nomor telepon, tempatmu sekolah/bekerja, dan berbagai detail pribadi lainnya bisa disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, dan biasanya bisa berdampak banyak pada kehidupanmu. Banyak korban doxing yang menghadapi stigma besar dan tekanan besar dari pihak-pihak tak dikenal yang mendapat informasi tersebut.

Body Shaming 1 - Gemilang Sehat

Tentu, ada banyak cara untuk menghadapi kekerasan di ranah online seperti ini. Sebelumnya, kami pernah menulis beberapa tips untuk korban kekerasan di dunia maya.

Kalau kamu merasa trauma karena pelecehan seksual di dunia maya dan butuh teman ngobrol atau kamu ingin melaporkan pelaku dan bingung langkah hukum apa yang harus diambil, jangan khawatir. Kamu bisa bertanya macam-macam pada konselor dan tenaga ahli yang kami rekomendasikan.

 

 

Sumber:
fsws.gov.mt/en/onlineabuse/Pages/types-of-abuse.aspx
employment.findlaw.com/employment-discrimination/understanding-on-line-sexual-harassment.html
pewinternet.org/2014/10/22/online-harassment/
unc.edu/courses/2010spring/law/357c/001/internetharassment/internet-harassment.html

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.