Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

6 Mitos soal PDKT

Masa-masa pendekatan alias PDKT adalah masa-masa yang genting dan penuh ketegangan. Ada banyak banget trik supaya kamu bisa berhasil mengarungi masa-masa ini, tapi ada banyak juga mitos yang bakal bikin kamu salah langkah. Mitos-mitos berikut ini nggak perlu kamu ikuti.

Misalnya…

 

1. Perempuan Enggak Boleh PDKT Duluan

Kata siapa? Pahami bahwasanya laki-laki, perempuan, agender, maupun manusia bergender apa pun juga tidak mampu membaca pikiran. Apabila kamu cuma menunggu, jaga image, dan berharap akan didekati duluan hanya karena kamu perempuan, kamu mau menunggu sampai kiamat datang dan Arsenal juara Liga Inggris?

 

2. Kalau Kamu Paksa, Lama Kelamaan Dia Bakal Mau

Cinta memang harus diperjuangkan dengan sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya. Tapi, kalau gebetanmu sudah berulang kali bilang “ENGGAK IH APAAN SIH KAMU JIJIK”, maka kemungkinan besar dia memang bukan jodohmu.

Bedakan antara memperjuangkan cinta dengan terlalu ngoyo alias maksa. Pahami dan hormati batasan masing-masing orang.

 

3. Kalau Kamu Traktir/Beliin Hadiah, Dia Harus Mau Sama Kamu

Pemikiran ini berangkat dari mentalitas udik bahwa calon pasanganmu itu ibarat anak balita yang sedang ribut dan harus dihibur dengan hadiah permen atau mainan. Pola pikir ini tidak masuk akal dan harus disudahi sesegera mungkin.

Memberikan hadiah atau traktiran bisa jadi adalah upaya yang baik untuk memenangkan hatinya. Namun, kalau dia tidak merespon, itu haknya. Kamu tidak berhak memaksa dia dekat denganmu hanya karena kamu sudah membelikan hadiah tertentu. Sekali lagi, dia bukan anak balita!

 

4. Kamu Harus Jadi Orang Lain Supaya Lebih Menarik

Anggaplah kamu mulai melakukan self-branding garis keras. Mendadak kamu nongkrong di kafe gaul, berpose di alam kayak #AnakGunung, dan memotret foto-foto band indie teranyar. Tentu, semua ini bakal diunggah secara massal di Instagram, supaya kamu nampak seperti pemuda-pemudi yang gaul, kekinian, dan edgy.

Tapi, mau sampai kapan kamu mempertahankan pencitraan semacam ini? Seberapa lama kamu kuat jadi anak muda kekinian nan edgy, saat sebenarnya itu bukan diri kamu yang sesungguhnya?

Kalau kata Kurt Cobain, “better to be hated for who you are than to be loved for who you are not“, alias “lebih baik dibenci karena menjadi diri sendiri daripada dicintai tapi tak jadi diri sendiri”.

 

5. Mau Diajak Jalan = Mau Diajak Ciuman

Kalau dia bilang dia mau diajak jalan sama kamu, bukan berarti dia mau pegangan tangan, mau ciuman, atau mau dipeluk sama kamu. Itu beda urusan, enggak sepaket!

Semuanya punya proses masing-masing. Kadang dia bakal mau jalan sama kamu dan pegangan tangan kamu, di saat-saat lain dia bakal enggak mau kontak fisik sedikit pun sama kamu. Ya sudah, itu hak dia untuk memilih!

 

6. Merasa Wajib Membayar/Merasa Harus Dibayari

Untuk kencan pertama atau momen-momen spesial, enggak ada salahnya traktir-mentraktir. Kalau memang kalian sepakat bahwa ada pihak tertentu yang perlu lebih banyak mentraktir karena alasan apa pun (mungkin karena pihak satunya dikenal bokek), enggak ada masalah.

Tapi, kalau ada paksaan dari satu pihak untuk mentraktir, sudah enggak pas itu. Bagian mana pun dari PDKT, termasuk bayar-membayar saat kencan, harusnya berdasarkan kesepakatan bersama, bukan paksaan atau tekanan. Apalagi anggapan misalnya laki-laki harus mentraktir perempuan.

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.