Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

6 Tips Kalau Temanmu Jadi Korban Bullying

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”DENGAR”]

Sebelumnya, kami telah menulis bahwa bullying adalah masalah yang sangat nyata, serius, dan dihadapi oleh jutaan anak muda setiap harinya. Tapi, apa yang harus kamu lakukan kalau kamu melihat orang lain jadi korban bullying? Diam saja dan enggak ikut-ikutan? Berusaha melerai? Atau malah, kamu ikut-ikutan nge-bully?

Menurut kami, kalau kamu melihat orang lain sedang di-bully, baiknya kamu…

Tidak ikut menonton.

Ketika bullying terjadi, sebenarnya ada tiga pihak yang turut serta: pelaku, korban, dan penonton. Kebanyakan pelaku bullying adalah anak-anak yang ingin merasa jagoan dan butuh terlihat keren. Maka, semakin banyak orang yang menonton dan diam saja–bahkan mendukungnya–dia akan semakin menjadi-jadi.

Baiknya, kamu tidak ikut-ikutan jadi penonton yang memenuhi ego si bully. Malah, akan lebih cakep lagi kalau kamu bisa mengajak teman-temanmu untuk cabut dari sana dan enggak menonton. Tapi, apakah berarti kalau ada bullying kamu tinggal angkat kaki dan pergi begitu saja? Enggak juga sih.

 

Rangkul korban.

Menjadi korban bullying terus menerus bisa menimbulkan kerusakan yang luar biasa pada jiwa dan raga seseorang. Korban bisa trauma dan lebih berisiko mengalami depresi dan gangguan kejiwaan lainnya. Sudah jelas, dia merasa sangat dikucilkan, enggak dihargai, dan sendirian.

Jadi, langkah yang paling gampang adalah semangati dia. Rangkul dia, ajak dia ngobrol dengan santai, beritahu bahwa dia tidak sendirian dan dia tidak pantas diperlakukan seperti itu. Percaya deh, motivasi-motivasi kecil seperti itu yang bikin hari dia sedikit lebih bermakna.

 

Bela korban.

Kamu bisa membela korban bullying dengan cara yang halus atau cara yang lebih terbuka. Beberapa korban, misalnya, di-bully dengan cara menyebar rumor yang enggak baik atau hoax tentangnya. Kamu bisa membela korban dengan menyangkal rumor tersebut atau tidak menyebarkannya lebih jauh.

Semisal seseorang di-bully secara langsung, kamu bisa membela korban dengan meminta pelaku untuk berhenti. Kamu bisa bilang secara terbuka kalau apa yang dia lakukan itu enggak keren. Kamu juga bisa membalasnya dengan lelucon dan sindiran sehingga suasananya lebih cair. Intinya, tunjukkan pada korban bahwa dia tidak pantas diperlakukan seperti itu.

 

Temani korban, bila perlu.

Kadang, lebih ramai memang lebih baik. Kalau kamu dan teman-teman segengmu mulai nongkrong bareng si korban, dia bakal lebih aman dari bullying. Ini karena pelaku bullying biasanya menyasar anak-anak yang enggak punya banyak teman, canggung, dan susah bergaul. Berhubung mereka biasanya sendirian, menurut para pelaku, mereka lemah.

Tunjukkan bahwa korban ini tidak sendirian, tidak lemah, dan punya teman-teman baik yang tidak tinggal diam.

 

Laporkan bullying bila perlu.

Kamu memang perlu melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu. Apakah temanmu ini benar-benar di-bully atau cuma kena sama bercandaan yang malah kelewatan saja? Apakah temanmu yang jadi korban bullying ini menunjukkan tanda-tanda tekanan mental dan stres yang luar biasa? Apakah korban bullying ini terancam secara psikis dan secara fisik? Apakah bullying tersebut sudah mempengaruhi prestasinya di sekolah dan membuatnya berubah sikap?

Apabila ternyata kasus tersebut adalah guyonan yang kelewatan, harusnya masalah bisa diselesaikan dengan obrolan yang santai dan permintaan maaf. Dalam situasi seperti itu, peranmu cuma sebagai penengah dan teman curhat yang asyik dan enggak menghakiminya.

Namun, kalau korban mulai menunjukkan tanda-tanda tekanan mental dan kelihatan kacau gara-gara di-bully, ada baiknya kamu bertindak. Temani dia untuk lapor pada orang dewasa yang lebih berwenang, seperti kepala sekolah atau guru BK. Jika guru tersebut mempertanyakan pengakuan korban, kamu harus siap pasang badan dan menjamin bahwa laporannya memang benar.

 

Jangan lupa! Jaga kesehatan jiwamu sendiri.

Membantu orang lain bukan berarti kamu lupa membantu dirimu sendiri. Melihat bullying dalam keseharianmu bisa ikut membuatmu mengalami tekanan batin dan stres yang hebat. Siapa sih yang mau belajar di sekolah yang setiap hari ada bullying?

Jadi, kalau kamu perlu ngobrol sama sahabatmu, orang tuamu, pasanganmu, guru BK kamu, atau siapa saja yang menurutmu jadi bisa teman curhat yang baik, jangan ragu-ragu. Selain dengan orang terdekat dan guru BK, kamu juga bisa lho ngobrol sama konselor yang dijamin ahli di bidang ini dan bakal paham banget sama masalah kamu.

 

Apakah ada tips tambahan? Beritahu kamu di kolom komentar, ya!

 

 

Sumber:
wikihow.com
bustle.com
bullying.co.uk
girlshealth.gov
kidshealth.org

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.