Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

Body Shaming, Kenapa Masih Terus Dilakukan Sih?

Artboard 2 - Gemilang Sehat

Sobat Remaja, kalimat-kalimat seperti ini atau serupa mungkin sering melipir sok mesra di dunia nyata maupun media sosial kita. Nah, perkembangan yang pesat di bidang teknologi informasi membuat body shaming bukan hanya menghantui di dunia nyata saja. Ketika kita buka media sosial, jari jemari netizen siap menerjang dengan berbagai penghakiman, hinaan, ledekan tentang tubuh kita. Bisa langsung masuk ke telinga kita atau melalui kolom komentar media sosial. Nyebelin enggak sih?

Pastinya sangat menyebalkan ya. Mana ada sih orang di dunia ini yang rela menjadi bahan tertawaan dan celaan karena memiliki sesuatu yang berbeda dari tubuhnya atau penampilannya. Parahnya lagi kelakuan yang maha enggak penting ini terus langgeng di manapun, bahkan sudah menjadi seperti kebiasaan yang dianggap wajar saja oleh masyarakat. Perilaku seperti ini yang disebut body shaming.

 

D:\nurul\a\Artboard 3.png

 

Nah, contoh di atas seperti mengejek kondisi tubuh seseorang dengan kata gendut, kurus, kulit hitam, putih, seperti itu sebenarnya juga mirip dengan melakukan bullying secara verbal.

Body shaming bisa menyerang siapa saja nih ternyata. Kita, orang di sekeliling kita, bahkan pun para public figure. Seperti dilansir Suara.com, para artis muda Indonesia: Maudy Ayunda, Eva Celia, Putri Titian, dan Prilly Latuconsina pernah jadi korban body shaming. Maudy dan Eva dikomentari dengan kata “terlalu kurus”. Putri Titian dihakimi netizen karena dianggap badannya terlalu gemuk. Sedangkan Prilly pernah dikomentari fans tentang fisiknya.

 

D:\nurul\a\Artboard 4.png

 

Enggak hanya di Indonesia saja, masyarakat di belahan dunia lainnya juga mengalami body shaming. Misalnya, Korea Selatan, negara dengan kultur standar kecantikan yakni perempuan yang memiliki tubuh tinggi semampai, langsing, rambut panjang, dan wajah tirus.

 

D:\nurul\a\Artboard 7.png

 

Kumparan.com memberitakan beberapa selebritis Korea Selatan seperti penyanyi Hyolyn dan Hwasa Mamamoo pernah dianggap terlalu “hitam” untuk menjadi seorang idola K-Pop. Lain lagi dengan Jihyo “Twice” dan Umji “GFRIEND” yang pernah di-bully karena tubuhnya yang gemuk dan dianggap enggak cocok jadi idola.

Sobat Remaja mungkin juga pernah ngepoin kalau body shaming menimpa selebriti Hollywood. Misalnya, penyanyi Kelly Clarkson yang pernah diledekin “terlalu besar” untuk masuk TV. Gigi Hadid, seorang super model yang juga dikritik habis-habisan terlalu kurus, lalu di-bully lagi setelah ia terlihat agak berisi. Bahkan, penyanyi dan aktris Selena Gomez blak-blakan bicara dengan Racquelle Stevens untuk podcast Giving Back Generation. Selena bilang bahwa ia pernah mengalami penghakiman oleh netizen karena mengalami fluktuasi berat badan. Hal ini terjadi karena Selena mengidap lupus dan mengalami masalah ginjal dan tekanan darah tinggi. Ia mengakui ini membuatnya kacau sementara waktu. Hei netizen, apa yang kalian lakukan itu jahat!

 

D:\nurul\a\Artboard 8.png

 

Sobat remaja, rasanya kita harus berpikir ulang berkali-kali deh ya kalau mau mengomentari tubuh seseorang. Benar deh, sama sekali enggak lucu kalau kita menganggap tubuh orang lain itu sebagai bahan becandaan. Sadari bersama bahwa body shaming itu berdampak bagi korban.

Pertama, korban merasa insecure atau tidak percaya diri. Kedua, korban lebih senang menyendiri. Ketiga, body shaming juga dapat menyebabkan korban mengalami depresi akibat tubuhnya terus-terusan menjadi bahan becandaan. Keempat, korban juga dapat mengalami gangguan kecemasan; selalu khawatir kejadian serupa akan terus berulang. Kelima, korban berpotensi melakukan hal ekstrim demi merubah tubuhnya. Keenam, korban akan melakukan self-harm atau tindakan yang melukai diri sendiri, hingga bunuh diri.

Pantauan Suara.com pada akhir tahun lalu, korban body shaming terus meningkat dari tahun ke tahun. Ujaran kebencian yang dilontarkan pun kian beragam. Setahun sebelumnya, Mabes Polri mengungkap ada 966 kasus body shaming di seluruh Indonesia.

 

D:\nurul\a\Artboard 10.png

 

Survei ini juga mendapatkan temuan yang mengejutkan, yakni korban body shaming cenderung melakukan hal yang sama kepada orang lain karena korban merasa tersakiti atas perlakuan body shaming yang mereka alami. Kalau sudah begini, mengurai masalah body shaming seperti menemukan mana yang lahir duluan antara ayam dengan telur. Ribet kan bro sis!

Gini gini… Gimana kalau kita buat mudah?

Kita kan mau Indonesia dan Dunia bebas dari Bullying dan Body Shaming kan ya?

Nah, hal yang perlu kita tekankan bersama adalah semua orang bisa menjadi pelaku sekaligus korban, pun sebaliknya. Makanya, kita harus menanamkan ke dalam diri sendiri dahulu bahwa mencintai diri sendiri itu sangat perlu. Kita harus menyayangi diri sendiri dulu nih. Karena upaya untuk menjadi diri sendiri ini menaikkan rasa percaya diri kita. Setelah itu, kita sadari bersama juga nih bahwa kita enggak hidup sendirian. Ya, sebagai makhluk sosial kita berinteraksi dengan orang lain. Dari sinilah akan timbul empati dan kepedulian akan sesama. Maka, akan tumbuh kesadaran untuk tidak menyakiti orang lain, karena kita pun tidak mau disakiti. Setuju?

Penulis: Ryan A. Syakur

 

Glosarium:

Body Shaming: perilaku mengkritik atau mengomentari fisik, atau tubuh sendiri maupun orang lain dengan cara yang negatif.

Bullying: segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

Public Figure: orang yang dikenal oleh masyarakat luas karena profesi maupun kompetensinya.

 

Referensi:

Cosmopolitan. 2019. Selena Gomez Bahas Pengalaman Menjadi Korban Body Shaming. Diakses melalui: https://www.cosmopolitan.co.id/article/read/11/2019/17199/selena-gomez-bahas-pengalaman-menjadi-korban-body-shaming

Kumparan. 2020. Love Yourself, Katakan Tidak pada Body Shaming. Diakses melalui: https://kumparan.com/kumparanwoman/love-yourself-katakan-tidak-terhadap-body-shaming-1skBCO9Oxgs

Suara.com. 2019. Siapa Pun Bisa Menjadi Pelaku dan Korban Body Shaming. Diakses melalui: https://yoursay.suara.com/news/2019/12/31/130104/siapa-pun-bisa-menjadi-pelaku-dan-korban-body-shaming?page=1

Suara.com. 2019. 6 Seleb Pernah Jadi Korban Body Shaming, Terkini Prilly Latuconsina. Diakses melalui: https://www.suara.com/entertainment/2019/11/12/070000/6-seleb-pernah-jadi-korban-body-shaming-terkini-prilly-latuconsina?page=2

Yayasan Pulih. 2020. Stop Body Shaming. Diakses melalui: http://yayasanpulih.org/2020/07/stop-body-shaming/

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Artikel SobatASK Lainnya

Jelajahi berbagai informasi seputar kesehatan seksual dan reproduksi remaja dari sumber yang terpercaya.

Kamu Gak Sendirian!
Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.