“Kayaknya sodaraku homo nih, mesti gimana ya?”
Hayo, gimana kalau ini terjadi sama kamu? Kok kayaknya dia nggak pernah cerita soal pacarnya, jomblo iya tapi ngenes nggak? Kok dia kayaknya lebih nyaman dan senang dekat-dekat dengan sesama jenis daripada sama lawan jenis? Kok dia kayaknya menyimpan foto laki-laki yang seksi di HP-nya, tapi kalau ada orang lain dia sembunyi-sembunyikan? Nah, buat teman-teman Sobat ASK yang menghadapi situasi seperti ini, kami punya beberapa tips buat kamu.
1. Jangan Nanya, Kecuali Dia yang Mulai
Orientasi seksual adalah salah satu identitas paling pribadi yang dimiliki seseorang. Kalau saudara kamu itu belum memutuskan untuk bercerita, mungkin dia memang belum nyaman, masih mencari-cari cara untuk memulai obrolan denganmu, atau memang masih belum yakin dengan identitasnya sendiri. Kalau kita memaksa dia bicara, bisa jadi dia bakal marah dan tidak nyaman. Kamu cukup menunjukkan bahwa kamu terbuka untuk diajak ngobrol. Bahwa kamu orang yang bisa dipercaya dan pengertian dengan situasi dia, apa pun itu. Buat suasana senyaman mungkin agar dia inisiatif untuk memberitahu sendiri. Itu lebih baik daripada kamu korek-korek dia.
Tapi, kamu tetap harus ingat…
2. Jangan Langsung Berasumsi
Ekspresi gender seseorang itu sangat beragam. Ada yang pernah lihat Genderbread Person?
Coba kamu perhatikan, seseorang yang memiliki ekspresi diri maskulin belum tentu heteroseksual atau mencintai beda jenis. Sebaliknya, seseorang yang terlihat lebih feminin atau androgini (di tengah-tengah) belum tentu homoseksual. Kamu jangan percaya kalau ada yang bilang bahwa semua laki-laki yang lembek itu gay. Seksualitas nggak hitam-putih seperti itu.
Makanya, kamu juga harus hati-hati dalam berasumsi. Sebelum mikir macam-macam, baca dulu lebih banyak soal keberagaman orientasi seksual dan ekspresi gender agar kamu nggak salah sangka dan malah bikin canggung.
3. Jangan Kepo Berlebihan
Sobat ASK tahu kok kalau kamu penasaran. Kamu ingin stalking media sosial dia, lihat teman Facebook-nya banyak mas-mas yang pakai profile picture telanjang dada atau nggak. Kamu ingin tahu soal siapa tongkrongannya, banyak yang ganteng-ganteng melambai atau nggak. Bahkan mungkin kamu pengen banget buka-buka HP-nya, baca-baca chat-nya, dan lihat isi ponselnya. Tapi, Sobat ASK cuma bisa bilang: jangan. Serius, jangan. Kepo itu wajar, tapi kalau berlebihan, kamu cuma akan memperkeruh suasana. Dia bakal makin nggak nyaman sama kamu, makin enggan cerita ke kamu dan makin takut untuk bicara.
4. Kalau Dia Akhirnya Sudah Cerita, Jangan Ember
Ini poin yang penting banget banget banget sampai tiga kali. Kalau dia sampai cerita sama kamu, artinya dia sudah PERCAYA BANGET sama kamu. Artinya, dia memang menganggap kamu orang yang pas untuk dikasih tahu soal identitasnya itu. Tolong diingat: dia ngasih tahu ke kamu, bukan ngasih tahu ke seluruh dunia. Dia mau tahu, kamu sendiri sebagai saudaranya memberi respon bagaimana. Kalau ada teman baikmu yang curhat soal rahasianya, kamu nggak akan sebarin rahasia itu ke mana-mana, kan? Kecuali kamu ngehe. Tapi Sobat ASK percaya, kok, kalau kamu orangnya nggak ngehe.
5. Jangan Ceramahin Dia
Bung & Nona, ketahuilah bahwa mengaku soal orientasi seksual seseorang sama sekali tidak mudah. Prosesnya untuk mencari tahu tentang dirinya sendiri dan memberanikan diri bicara sama kamu itu susahnya minta ampun. Bayangin sedihnya dia kalau dia sudah bingung mencari jati dirinya, lalu dia cerita sama kamu karena dia percaya sama kamu, lalu kamu malah menceramahi. Dia cerita sama kamu karena kamu saudaranya, bung. Dia cerita sama kamu karena dia butuh dukungan, butuh teman, butuh tahu bahwa dia masih dianggap seperti manusia dan dia masih berharga. Kalau dia mau diceramahin, dia nggak akan cerita sama kamu. Dia bakal cerita sama Mamah Dedeh.
6. Jangan Paksa Dia untuk Jadi Hetero
Orientasi seksual itu berkaitan juga dengan apa yang nyaman buat seseorang. Kalau kamu nyaman dengan lawan jenis, mau kamu dipaksa atau dipukuli sekeras apapun, kamu tetap tidak akan nyaman dengan sesama jenis, kan? Prinsip sama juga berlaku untuk saudaramu itu. Lagian, homoseksualitas sudah dihapus dari daftar gangguan jiwa oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 1990 dan oleh Departemen Kesehatan RI melalui buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi II (PPDGJ II) pada tahun 1983 dan juga di edisi III tahun 1993.
Yang jauh lebih penting, teruslah jadi saudara dan teman ngobrol yang baik baginya. Perkara kamu sepakat atau tidak sepakat dengan orientasi seksualnya, itu urusan lain. Tapi, ada yang tidak bisa kamu sangkal. Apapun orientasi seksualnya, dia tetap keluargamu, dan dia tetap manusia.
Butuh tips lebih lanjut? Atau justru, kamu sendiri yang bingung gimana cara ngomong ke keluarga soal orientasi seksual kamu? Jangan khawatir, #KamuTidakSendirian. Sobat ASK punya banyak rekan konselor sebaya yang bisa kasih kamu konseling yang ramah, tidak ngasal, dan yang paling penting: ringan di dompet! Buka-buka saja Direktori Layanan kami atau colek kami di Twitter: @SobatASK 🙂
Sumber foto:
sparknotes.com
fanpop.com