Sebentar lagi datang bulan, tapi tubuhmu merasakan hal-hal nggak nyaman dan mengganggu produktivitas. Kamu pasti lebih sering menyebut kondisi ini dengan istilah PMS. Namun, apa sebenarnya sih PMS itu?
PMS atau Premenstrual Syndrome adalah kondisi kesehatan secara fisik, perilaku, dan psikologis yang muncul menjelang menstruasi. Gejala-gejala PMS memang identik dengan kondisi yang membuat tubuhmu merasa tidak nyaman. Bagi remaja, kondisi ini tentunya dapat berdampak negatif pada konsentrasi dan kualitas belajar mereka sebagai seorang siswa.
Pada remaja, gejala PMS dipengaruhi oleh aktivitas fisik, kadar vitamin dalam tubuh, kondisi psikologis, dan perubahan hormon. Gejala ini dapat berlangsung satu sampai dua minggu menjelang waktu menstruasi dan menghilang saat haid datang. PMS sangat bervariasi dan berbeda pada tiap individu. Saat mengalami PMS, kamu bisa saja menghadapi gejala yang berubah-ubah di setiap siklus menstruasi.
Meski begitu, nggak semua orang mengalami PMS dan merasakan intensitas yang sama, tetapi akan lebih baik kalau kita mengenal lebih dalam tentang gejala yang mungkin terjadi dan tips menghadapinya. Yuk, disimak!
- Perubahan Mood
Kamu pernah tiba-tiba merasa jadi sensitif, sedih, cemas, atau bahkan marah-marah sebelum datang bulan? Jangan salah, hal ini ada penjelasan medisnya, loh! Faktor yang mempengaruhi psikologis remaja saat menjelang menstruasi adalah ketidakseimbangan kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Kondisi ini mempengaruhi kadar serotonin dalam otak sehingga dapat mempengaruhi suasana hati sehingga terjadi perubahan fisik, tingkah laku, dan emosi pada remaja.
2. Perubahan Fisik
Menjelang menstruasi, tubuhmu mengalami pergeseran hormon antara estrogen dan progesteron sehingga menyebabkan gejala-gejala fisik seperti mual, sakit kepala, dan jerawat. Tak hanya itu, tanda-tanda lain yang mungkin kamu alami seperti perut kram, nyeri payudara, perut kembung, sembelit atau diare, bahkan penambahan berat badan.
3. Perubahan Perilaku
Kamu sering merasa kelelahan? Atau jadi pelupa dan kehilangan fokus menjelang haid? Selama siklus menstruasi, kadar serotonin di dalam otakmu juga ikut berubah-ubah karena adanya pergeseran hormon. Serotonin berhubungan erat dengan perubahan perilakumu. Oleh karena itu, perubahan perilaku yang kamu rasakan dapat berupa kelelahan, pelupa, kehilangan fokus, nafsu makan bertambah, bahkan insomnia.
Bentuk-bentuk PMS memang beragam dan bisa berbeda-beda cara mengatasinya, tetapi kamu juga bisa coba beberapa tips di bawah ini:
Kamu nggak harus selalu aktif, sesekali kamu harus peka ketika tubuhmu memberi sinyal untuk beristirahat sejenak. Kondisi kurang istirahat dapat memicu gejala PMS seperti kelelahan, cemas, dan mood swing. Oleh karena itu, meski kamu memiliki aktivitas yang padat, kamu harus sempatkan untuk tidur berkualitas 7-8 jam setiap malam, yah!
Jajanan di sekitarmu memang terlihat menggugah selera, tetapi kamu harus mementingkan asupan gizi yang masuk ke dalam tubuhmu. Pola makan memiliki kaitan erat dengan tanda-tanda PMS yang kamu alami, loh! Makanan yang kaya akan vitamin dapat membantu suasana hatimu menjadi tetap stabil selama siklus menstruasi berlangsung. Jangan lupa juga untuk minum air yang cukup, yah!
Saat berolahraga, tubuh akan melepas hormon yang memicu perasaan senang dan rileks. Rutin berolahraga ringan dapat mengurangi stres, kelelahan, dan gejala susah tidur sehingga kamu bisa punya suasana hati yang lebih baik.
Jika gejala yang kamu rasakan semakin parah atau terus menerus terjadi di setiap siklus menstruasi, segera konsultasikan kepada dokter. Mereka dapat memberikanmu saran yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi kesehatan yang kamu alami.
Setiap tubuh punya cara berbeda dalam menghadapi PMS. Yang terpenting adalah mendengarkan tubuhmu dan beri dirimu waktu untuk istirahat. Selain itu, jangan ragu untuk menceritakan kondisimu kepada orang tua, sahabat, atau orang yang kamu percaya untuk mendapatkan dukungan dari mereka. Lingkungan yang positif akan meringankan bebanmu dalam melalui kondisi PMS yang penuh tantangan.