Bagikan Artikel ini
SobatASK - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Kamu Gak Sendirian!

Tidak Perlu Takut Tes HIV

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”DENGAR”]
Ketakutan begitu disarankan untuk tes HIV bukanlah hal yang mengherankan. Banyak orang merasa ketakutan ketika mendengar tes HIV, masyarakat akan membayangkan hal yang buruk ketika mendengar tes yang satu ini. Ketakutan ini biasanya disebabkan akan ketakutan terhadap hasil yang didapatkan setelah melakukan tes HIV. Sesungguhnya tak ada yang perlu dikhawatirkan secara berlebih dari tes HIV. Karena sesungguhnya tes HIV tak ubahnya seperti tes-tes kesehatan lainnya. Sama-sama bertujuan untuk mengetahui status kesehatan kita. Seperti halnya tes-tes kesehatan lainnya, lebih cepat mengetahui status kesehatan, lebih baik dan lebih mudah untuk ditanggulangi.

Tes HIV atau yang biasa disebut Voluntary Counseling and Testing (VCT) adalah tes yang dilakukan secara sukarela oleh seseorang untuk mengetahui status HIV-nya. Tes HIV memberitahu kita apakah kita terinfeksi HIV, yaitu virus penyebab AIDS.

 Persentase HIV Faktor Risiko

Bagaimana sih Proses Tes HIV itu?

Tes HIV itu terdiri dari tiga tahap yaitu prates, pemeriksaan darah, dan pascates. Berikut ini penjelasannya.

1. Prates (Tes Awal)

Dalam prates, setiap orang yang ingin melakukan tes HIV akan diberikan konseling terlebih dahulu dengan konselor yang terlatih. Konselor akan memberikan informasi dasar tentang HIV dan AIDS, manfaat dan kerugian kita mengetahui apakah kita terinfeksi, dan bagaimana kita akan bereaksi jika nanti hasilnya positif. Setelah itu, kita diminta untuk menyetujui sebelum darah diambil (sering juga disebut informed consent). Dalam prates ini bisa saja klien tidak melanjutkan proses selanjutnya dalam tes HIV, tetapi setelah diberikan informasi yang benar biasanya klien akan melanjutkan tes HIV ini karena confidentiality (kerahasiaan) harus diyakinkan ke klien.

2. Pemeriksaan Darah

Setelah dikonseling dan klien bersedia untuk melanjutkan tes HIV, proses selanjutnya adalah pemeriksaan darah. Klien akan diambil darahnya dengan  jarum sekali pakai oleh petugas kesehatan yang ada di klinik VCT. Pemeriksaan darah yang digunakan biasanya adalah tes cepat atau rapid test, namun ada juga jenis pemeriksaan lainnya seperti tes Elisa. Rapid test mampu menyediakan hasil dalam 20-30 menit setelah contoh darah diambil.

ahok ajak pns di balai kota ikuti tes hiv 002 isn - Gemilang Sehat
Ahok saat menjalani VCT (tes HIV)

3. Pascates (Tes Akhir)

Proses yang terakhir ini adalah pembahasan hasil pemeriksaan darah dengan petugas konselor pada klinik VCT. Dalam post test ini petugas konselor membuka hasil pemeriksaan darah di hadapan klien secara langsung. Hasilnya hanya boleh diberikan pada klien, dan tidak boleh diberikan pada orang lain tanpa persetujuan klien. Dalam post test ini konselor akan membahas tindak lanjut apa yang bisa dilakukan setelah si klien menerima hasil testnya. Apapun hasil testnya, negatif (non reaktif) atau positif (reaktif) konselor akan membahas tindak lanjut ini. Apabila hasil tes negatif maka bisa dilakukan test ulang lagi (3 atau 6 bulan kemudian) untuk memastikan apakah klien ada dalam masa jendela HIV (window periode) atau tidak. Apabila hasil positif maka klien akan mendapatkan pemeriksaan selanjutnya seperti pemeriksaan CD4 dan mendapatkan pengobatan atau terapi ARV (antiretroviral : obat untuk menekan perkembangan virus HIV). Hasil positif ataupun negatif maka klien juga disarankan untuk tidak berperilaku berisiko tertular HIV lagi seperti tidak berganti-ganti pasangan seksual dan menggunakan kondom saat berhubungan seksual yang berisiko ataupun tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian dimana hal ini dapat menularkan HIV

 

Siapa yang sebaiknya dites?

Kita perlu melakukan tes HIV jika kita pernah berhubungan seks tanpa kondom, berganti-ganti pasangan seksual, pernah terinfeksi penyakit kelamin atau Infeksi Menular Seksual dan pernah memakai narkoba suntik.

Apakah kalian pernah melakukan salah satu diantara perilaku berisiko tertular HIV diatas??? Kalau iya dan kamu siap untuk dites maka silahkan dikonsultasikan ke klinik VCT yang ada di sekitarmu. Klinik VCT ada di beberapa Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah, beberapa klinik Swasta dan LSM (salah satunya di KISARA PKBI Bali juga ada lho).

Kalau aku masih remaja dan pernah melakukan perilaku berisiko diatas bagaimana? Jangan takut, setiap klinik VCT memiliki konselor yang terlatih untuk menjaga konfidensialitas (kerahasiaan) kliennya, siapapun itu termasuk kamu yang masih remaja.

 

Pentingnya Tes HIV

Sudah jelas kan kenapa tes HIV itu penting? Karena ini untuk kesehatan kita, semakin kita tahu status HIV kita, maka kita akan semakin tahu bagaimana kita mencegahnya agar tidak tertular (jika negatif) dan tidak menularkan ke orang lain ke orang lain (jika positif). Dan apabila kamu memiliki pasangan yang juga pernah melakukan perilaku yang berisiko, sebaiknya ajak juga pasanganmu untuk melakukan tes. Intinya jika sudah berperilaku berisiko sebaiknya lakukan tes HIV…tapi ini tergantung kalian juga sih, karena tes HIV ini tidak ada paksaan harus sukarela, sesuai namanya VCT (Voluntary Counseling and Testing), konseling dan tes HIV sukarela.

Ingin Mendapatkan Kabar Terbaru dari Kami?

Berlangganan Nawala Yayasan Gemilang Sehat Indonesia

Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit atau NGO yang bekerja di Indonesia sejak 1997 untuk isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), serta pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Kami percaya bahwa seksualitas dan kesehatan reproduksi manusia harus dilihat secara positif tanpa menghakimi dan bebas dari kekerasan.

Keranjang
  • Tidak ada produk di keranjang.