Share this article
SobatASK

You're Not Alone!

5 Hal tentang Women’s March

Kalau kamu suka iseng baca berita, dalam beberapa bulan terakhir kamu mungkin pernah mendengar tentang Women’s March. Aksi untuk membela hak-hak perempuan dan kaum minoritas ini sempat hits di berbagai negara, dan membuat ratusan ribu orang turun ke jalan dan ikut demo.

Tapi, memangnya apa itu Women’s March? Kenapa dia penting? Dan, apakah Indonesia juga bikin? Nih, cerita singkat tentang Women’s March!

Dimulai Gara-Gara Trump

Iya, Donald Trump. Semisal kamu enggak update dengan berita, Januari lalu rakyat Amerika Serikat secara resmi melantik presiden baru mereka, miliarder sekaligus bintang televisi bernama Donald Trump. Diangkatnya Trump menjadi presiden memicu perdebatan panjang, terutama karena sikap dan janji-janji kampanyenya yang dinilai mengancam banyak pihak.

Misalnya: menyebut imigran sebagai “pemerkosa”, mencanangkan pelarangan orang beragama Islam masuk ke Amerika Serikat, menghina seorang wartawan penyandang disabilitas, dan segudang pernyataan dan kebijakan ngawur lainnya.

Tapi, salah satu pihak yang paling terancam oleh berkuasanya Trump adalah perempuan. Trump tidak hanya tersandung kasus pelecehan seksual. Dia juga mengancam akan menghentikan banyak jaminan sosial dan layanan kesehatan bagi perempuan yang tadinya disediakan negara.

photo6188414898892023741 - Gemilang Sehat

 

Dimulai dari Media Sosial

Terpilihnya presiden yang bermasalah ini membuat banyak rakyat AS gerah. Salah satunya Teresa Shook, seorang nenek asal Hawaii yang khawatir bahwa pemerintah Trump bakal mencabut banyak hak-hak perempuan dan kaum minoritas.

Teresa berbagi keresahannya di Facebook, dan pemikirannya ditanggapi oleh empat aktivis lain. Mereka pun berencana bikin aksi gede-gedean dengan tagline yang nonjok banget: “Hak perempuan adalah hak asasi manusia”!

 

Enggak Cuma Perempuan yang Ikut

Tapi, aksi itu enggak cuma diikuti perempuan. Ternyata, banyak pihak yang juga merasa hak-haknya bakal terancam di bawah pemerintah Trump, dan mereka ikut serta dalam Women’s March untuk protes.

Mulai dari imigran, buruh, warga kulit berwarna, penyandang disabilitas, LGBTIQ, hingga kaum Muslim. Semuanya bersatu untuk mengingatkan pemerintah bahwa rakyat tidak akan tinggal diam jika Trump macam-macam dengan hak mereka.

photo6188414898892023744 - Gemilang Sehat

photo6188414898892023737 - Gemilang Sehat

 

Dihadiri Ratusan Ribu Orang dan Menginspirasi Aksi Lain

Women’s March berlangsung pada tanggal 20 Januari, pada hari yang sama dengan pelantikan Donald Trump sebagai presiden. Diperkirakan, aksi di Ibukota AS, Washington, dihadiri 500 ribu orang, lho! Dan angka itu jauh lebih banyak dari yang hadir di pelantikan Trump.

Bahkan, saking rame-nya, Women’s March menginspirasi munculnya aksi damai dan aksi solidaritas di negara-negara lain seperti Inggris, Perancis, Australia, hingga Kanada. Di berbagai negara, banyak orang turun ke jalan untuk memperingati hak-hak mereka sebagai manusia – terlepas dari gender, ras, status sosial, dan orientasi seksual mereka.

 

Sekarang Dibikin di Indonesia!

Nah, setelah mampir di berbagai negara, Indonesia juga bikin Women’s March! Pada tanggal Sabtu lalu, 4 Maret 2017, diselenggarakan aksi jalan bersama di Jakarta dari depan Mal Sarinah ke Istana Negara.

Kegiatan ini diinisiasi oleh beberapa aliansi masyarakat sipil dan diselenggarakan buat menyambut Hari Perempuan Internasional pada tanggal 8 Maret. Aksi ini mengusung delapan tuntutan utama:

  • menuntut Indonesia kembali ke toleransi dan keberagaman,
  • menuntut pemerintah mengadakan infrastruktur hukum yang berkeadilan gender,
  • menuntut pemerintah dan masyarakat memenuhi hak kesehatan perempuan dan menghapus kekerasan terhadap perempuan,
  • menuntut pemerintah dan masyarakat melindungi lingkungan hidup dan pekerja perempuan,
  • menuntut pemerintah membangun kebijakan publik yang pro-perempuan dan kelompok marjinal lain, termasuk kelompok difabel,
  • menuntut pemerintah dan partai politik meningkatkan keterwakilan dan keterlibatan perempuan dalam politik,
  • menuntut pemerintah dan masyarakat menghapus diskriminasi dan kekerasan terhadap kelompok LGBT, dan
  • menuntut pemerintah dan masyarakat lebih memperhatikan isu global yang berdampak pada perempuan, serta membangun solidaritas dengan perempuan di seluruh dunia.

Want to get the latest news from us?

Subscribe to Our Newsletter

Other SobatASK Articles

Explore various information about adolescent sexual and reproductive health from trusted sources.

You're Not Alone!

 

Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) is a non-profit organization that has been working in Indonesia since 1997 on the issue of Sexual and Reproductive Health and Rights (SRHR) and the prevention of Sexual and Gender-Based Violence (SGBV). We believe that human sexuality and reproductive health must be viewed positively, free from judgement and violence.

© 2024 Yayasan Gemilang Sehat Indonesia | Terms of Use | Privacy Policy

Cart
  • No products in the cart.