Share this article
SobatASK

You're Not Alone!

Bedanya Pedofilia, Pelecehan Seksual Pada Anak, dan Homoseksual

Salah satu pertanyaan yang paling menghantui bagi banyak orang dan mungkin bagi kamu juga adalah: kalau LGBT dibiarkan, apakah pedofil dan pelaku pelecehan seksual pada anak bakal dibiarkan juga?

Ketimbang bingung, mendapat informasi yang salah, dan saudara atau anak kamu jadi korban, yuk kita bedah dulu soal apa itu pedofilia dan apa itu pelecehan seksual pada anak.

 

1. Pedofilia itu Beda Dengan Pelecehan Seksual Pada Anak

Pertama-tama, kita jabarkan dulu pengertian pedofilia dan pelecehan seksual pada anak. Menurut Gregory Herek, periset dari University of California, pedofilia adalah “kelainan psikoseksual yang ditandai oleh ketertarikan lebih pada anak praremaja sebagai pasangan seksual, yang mungkin ditindaklanjuti atau tidak ditindaklanjuti.” Sementara, pelecehan seksual pada anak diartikan sebagai “kontak seksual antara seorang dewasa dengan seseorang yang belum memasuki usia dewasa.”

Singkatnya, pedofilia lebih mengacu pada KETERTARIKAN seseorang secara seksual kepada anak. Sementara pelecehan seksual pada anak lebih mengacu pada TINDAKAN itu sendiri.

 

2. Tidak Semua Insiden Pelecehan Seksual Pada Anak Dilakukan oleh Pedofil

Menurut Herek, tidak semua pedofil ujung-ujungnya melecehkan anak. Mereka tertarik, tapi belum tentu akan benar-benar melakukan. Yang jelas, mereka sama sekali tidak tertarik secara seksual pada orang dewasa.

 

3. Pedofil Tidak Tertarik pada Gender Seseorang, Tapi Kemudaan Orang Itu

Beberapa orang mungkin suka sama perempuan yang rambutnya panjang. Ada juga yang beranggapan bahwa cowok yang kekar itu seksi. Ini namanya preferensi. Sebenarnya pedofilia juga sejenis preferensi. Cuma, kalau dua preferensi yang tadi disebut itu masih wajar, pedofilia sudah digolongkan sebagai kelainan.

Buat seorang pedofil, orang dewasa itu enggak menarik. Mereka cuma bisa tertarik jika membayangkan seseorang yang sangat muda, terutama anak kecil. Kemudaan itu yang bikin mereka tertarik, bukan gender, bentuk tubuh, atau ciri lainnya. Buatnya enggak begitu penting korbannya cewek atau cowok. Selama korbannya masih anak-anak, dia mau-mau aja.

Makanya, salah kaprah kalau orang menghubungkan pedofilia dengan homoseksualitas atau heteroseksualitas. Mereka enggak tertarik sama orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka pokoknya tertarik pada anak-anak saja, tanpa peduli jenis kelaminnya.

 

4. Bagi Pedofil, Ketersediaan Lebih Penting daripada Jenis Kelamin

Selain kemudaan, yang paling penting adalah ketersediaan. Coba kamu perhatiin deh, kasus pelecehan seksual pada anak sering banget terjadi di keluarga sendiri, di sekolah, dan komunitas lain. Di situasi seperti itu, seorang pedofil bakal gampang banget ketemu anak-anak yang bisa dia manfaatkan. Apalagi kalau dia berada dalam posisi kuasa.

Contohnya deh, kasus pelecehan anak di JIS beberapa tahun lalu. Siapa pelakunya? Guru dan pekerja sekolah, yang dua-duanya bisa bertemu anak dengan mudah. Sebenarnya bagi mereka enggak terlalu penting anak itu laki atau perempuan, yang penting mereka masih anak-anak dan mereka gampang ditemui. Kalau kebetulan guru itu lebih gampang mengakses anak perempuan, ya anak perempuan yang akan dilecehkan, begitu pun sebaliknya.

 

5. Orang yang Melecehkan Anak Secara Seksual Selalu Ingin Kuasa

Tadi kita udah bilang kan kalau enggak semua pelaku pelecehan anak adalah pedofil. Banyak pelaku tersebut juga merasakan ketertarikan seksual pada orang dewasa, punya istri atau pasangan, dan terkesan normal di depan orang banyak.

Berbeda dengan pedofil yang melecehkan anak karena mereka memang sukanya sama anak-anak, pelaku pelecehan seksual yang seperti ini melecehkan anak karena mereka ingin mengendalikan dan mempermalukan anak tersebut. Mereka mau merasa dominan dan berkuasa. Dan siapa yang paling gampang didominasi? Anak-anak.

 

6. Pelaku Pelecehan Seksual pada Anak Bisa dari Orientasi Mana pun

Tidak ada riset yang menunjukkan bahwa pelaku pelecehan anak lebih banyak yang homoseksual atau heteroseksual. Sekali lagi, di luar mereka mungkin terlihat seperti memiliki hidup seperti orang kebanyakan. Mereka punya istri, punya anak, dan betul-betul tertarik secara seksual pada orang dewasa.

Sekali lagi, mereka melecehkan anak karena ingin merasa berkuasa atas seseorang. Kehendak ini yang menjadikan mereka berbahaya, bukan orientasi seksual mereka.

 

Jangan kemakan informasi yang salah. Kamu, temanmu, atau anggota keluargamu bisa jadi korban pelecehan seksual apabila pemahaman kamu salah. Jika kamu mengenal seseorang yang menjadi korban pelecehan seksual, atau kamu yang jadi korban, jangan takut karena #KamuTidakSendirian. SobatASK kenal banyak konselor, klinik, dan organisasi yang bisa menyediakan bantuan hukum, konseling untuk memulihkan trauma kamu, dan perawatan medis bila diperlukan. Mereka memiliki pengalaman bertahun-tahun, profesional, terpercaya, ramah remaja, dan terjangkau. Temui mereka di Direktori Layanan kami.

 

 

Sumber:

huffingtonpost.com/joe-kort-phd/homosexuality-and-pedophi_b_1932622.html

Want to get the latest news from us?

Subscribe to Our Newsletter

Other SobatASK Articles

Explore various information about adolescent sexual and reproductive health from trusted sources.

You're Not Alone!

 

Logo Yayasan Gemilang Sehat Indonesia - Full White

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) is a non-profit organization that has been working in Indonesia since 1997 on the issue of Sexual and Reproductive Health and Rights (SRHR) and the prevention of Sexual and Gender-Based Violence (SGBV). We believe that human sexuality and reproductive health must be viewed positively, free from judgement and violence.

© 2024 Yayasan Gemilang Sehat Indonesia | Terms of Use | Privacy Policy

Cart
  • No products in the cart.