Kabar buruk: sahabatmu sedang patah hati. Sebagai teman yang baik, tentu kamu enggak mau kegalauannya jadi berlebihan dan malu-maluin. Tapi, apa yang harus dilakukan?
Jadilah pihak yang waras.
Ketika seseorang galau, ada banyak godaan yang akan ia hadapi. Ia mungkin tergoda untuk mengirim pesan yang panjang lebar untuk merengek minta balikan. Ia mungkin terpikir untuk bikin akun anonim dan meninggalkan komentar sampah di Instagram pacar baru mantannya. Dia mungkin terpikir untuk meneror LINE mantannya setiap malam karena dia diselingkuhi.
Semua ini adalah ide buruk. Tugasmu sebagai teman yang baik dan berbakti adalah menjaganya supaya dia tidak melakukan semua itu. Jangan sampai dia melakukan sesuatu yang nantinya dia sesali.
Tapi…
Izinkan dia untuk galau.
Biarkan dia menangis. Biarkan dia post status memalukan di LINE atau regram video cinta-cintaan di Instagram. Biarkan dia mendengarkan lagu-lagu cinta yang cengeng banget.
Dia memang harus melalui fase galau itu terlebih dahulu. Jangan harap seseorang yang baru saja kehilangan orang lain yang dia sayangi bisa tiba-tiba membaik dan bahagia kembali. Selama galaunya masih dalam batas wajar, enggak ada masalah.
Tapi, kalau galaunya sudah berlebihan, dia juga perlu diingatkan. Dukungan dari orang terdekat, seperti sahabat dan keluarga, penting banget lho.
Dengarkan curhatnya.
Hubungi temanmu dan tanya bagaimana kabarnya. Tunjukkan padanya kalau kamu ada dan kamu peduli padanya. Kalau dia ternyata mau cerita, jadilah pendengar yang baik.
Kamu enggak perlu berpura-pura paham atau ikut marah dan galau, kok. Cukup bersimpati saja, dan tunjukkan kalau kamu mendukung dia. Dan satu lagi, jangan sulut emosi dia. Ketimbang kamu bilang “Lagian kamu sih, mau sama orang kayak begitu!”, lebih baik kamu bilang “Aku paham, kok, kalau kamu sedih.” Dia butuh didengarkan, bukan dihakimi.
Alihkan perhatiannya.
Belikan martabak red velvet yang enak banget tapi mahalnya naudzubillah itu. Ajak dia nonton film bagus di bioskop, atau sekalian cari film yang receh banget supaya bisa diketawain. Bawa gitar ke kosan atau rumahnya, dan mainkan lagu-lagu Pop tahun 2000’an sampai kalian dilihatin tetangga.
Intinya, dia butuh dihibur. Dia perlu momen di mana dia bisa bersenang-senang, dan enggak memikirkan Dia-Yang-Namanya-Tidak-Bisa-Disebutkan.
Tetap hubungi dia.
Jangan tunggu dia menghubungi kamu duluan. Kamu enggak perlu chat dia setiap pagi untuk memastikan bahwa dia masih hidup, tapi hubungi dia sesekali. Pastikan dia baik-baik saja.
Kalau dia masih belum move on dan kamu kebetulan lowong, ajak ketemu. Ajak ngobrol. Telpon dia lagi, bagikan jokes receh yang kamu temukan di LINE, kasih dia video Young Lex supaya dia tobat. Intinya, tunjukkan pada dia kalau dia tidak sendirian. Bahwa kamu masih memikirkan dia, dan kamu masih peduli.
Kasih dia waktu.
Move on itu susah. Banget. Apalagi kalau dia cinta mati banget sama orang itu. Kalau dia tidak kunjung move on, beri dia waktu.
Jangan paksa dia untuk segera cari pasangan lain. Usahakan enggak mengejek atau menyindir dia karena dia galau melulu. Luka hati dia bakal sembuh pada waktunya, kok. Biarkan dia menyelesaikan masalahnya sendiri, dalam waktu dan kecepatan yang dia mau.
BONUS: jaga dirimu sendiri.
Jangan sampai kamu terlalu repot. Kalau kamu sampai habis duit demi ngehibur temanmu, berantakan sekolahmu karena nemenin dia galau, atau kamu sendiri merasa capek hati dan males karena dengar curhatnya melulu, sebaiknya kamu berhenti.
Kamu enggak bisa membantu orang lain kalau kamu sendiri lagi down. Jadi, jaga dirimu sendiri!
